Bilangan 8:1-4
Pasal ini dimulai dengan pembahasan mengenai kandil. Kandil merupakan salah satu perkakas yang ada di Kemah Suci. Sebenarnya, mengenai kandil, sudah dibahas di dalam kitab Keluaran 25. Di kitab itu, Tuhan memberitahu Musa untuk membuat kandil. Pembuatan kandil dilakukan dan tercatat di dalam Keluaran 31 dan 37. Kandil memiliki fungsi yang sangat penting di dalam Kemah Suci itu. Kandil digunakan sebagai alat penerangan. Ketika pasal 8 dimulai dengan pembahasan kandil, menjadi gambaran bahwa Kemah Suci sudah digunakan atau difungsikan.
Di pasal sebelumnya, telah terjadi penahbisan Kemah Suci. Tanda bahwa Kemah Suci bisa segera digunakan adalah kandil yang sudah difungsikan. Kandil menjadi satu-satunya sumber terang di dalam Kemah Suci. Tanpa kandil, Kemah Suci akan gelap gulita. Tidak ada imam yang bisa beraktivitas di Kemah Suci, jika tidak ada kandil itu. Hal ini mengingatkan kita tentang pentingnya terang di dalam kehidupan orang percaya. Orang yang hidup di dalam kegelapan, tidak akan bisa berbuat apa-apa.
Kandil ini diletakkan di dalam ruang suci. Pada waktu itu, Kemah Suci terdiri dari dua bagian. Sepertiga ruang di depan disebut sebagai ruang suci dan sepertiga bagian di belakang disebut sebagai ruang maha suci. Ruang maha suci dipisahkan dari ruang suci, dengan tirai yang tebal dan berat. Tidak sembarangan imam bisa masuk ke ruang maha suci. Yang berhak untuk masuk ke ruang maha suci adalah imam besar, setahun sekali pada hari pendamaian. Semua itu menggambarkan tentang kekudusan Tuhan.
Kandil berada di ruang suci. Imam memiliki tugas setiap hari, masuk dan menyalakan kandil. Tugas ini menjadi ketetapan yang diperintahkan oleh Tuhan kepada para imam. Kandil ini memiliki bagian yang akan diletakkan lampu. Kandil ini telah diperlihatkan secara khusus oleh Tuhan kepada Musa (ayat 4). Kandil atau menorah ini memiliki tujuh cabang. Kandil ini memiliki satu batang dengan tujuh cabang di atasnya. Di atas masing-masing cabang ini ada lampu.
Kemah Suci menghadap ke timur. Jadi, jika para imam masuk ke Kemah Suci, maka mereka masuk dari arah timur. Ketika para imam masuk ke ruang suci, mereka akan mendapati mezbah ukupan di depan persis. Sebelah kiri mezbah ukupan (sebelah selatan) ada kandil. Di sebelah kanan (sebelah utara) ada meja roti sajian. Setiap hari, para imam memiliki tugas untuk menyalakan ukupan, menyalakan lampu di kandil dan mengatur roti sajian. Semua ini menjadi tugas rutin yang harus dilakukan oleh para imam.
Di belakang mezbah ukupan itu ada tirai yang memisahkan antara ruang suci dengan ruang maha suci. Di dalam ruang maha suci (di balik tirai itu) ada tabut perjanjian. Semua ini melambangkan kesucian Tuhan yang tidak mudah dihampiri oleh manusia berdoa. Karena itu diperlukan korban, yaitu kematian Yesus Kristus, membuat orang berdosa memiliki kesempatan untuk berhubungan langsung dengan Tuhan. Pada saat Yesus mati di salib, maka tirai Bait Suci yang memisahkan antara ruang kudus dan ruang maha kudus itu terbelah menjadi dua. Pemisah itu sudah hilang.
Views: 21