Isi Hati Bileam (Jelajah PL 558)

Bilangan 22:13-21

Jawaban Bileam terhadap orang-orang yang diutus oleh Balak bisa ditafsirkan sesuai dengan kondisi atau pun gaya bahasa pada waktu itu. Bileam sebenarnya bisa menolak dengan tegas. Tetapi dari bahasa yang disampaikan, sepertinya Bileam mau ikut mereka, tetapi mengatasnamakan Tuhan dengan mengatakan bahwa Tuhan tidak mengizinkan Bileam pergi bersama-sama dengan mereka.

Akhirnya utusan itu kembali kepada Balak dan menceritakan semua yang menjadi pembicaraan mereka dengan Bileam. Berdasarkan laporan itu, akhirnya Balak memutuskan untuk mengutus lebih banyak pemuka dan lebih terhormat dari yang diutus pertama kali. Jika utusan itu semakin terhormati, menandakan bahwa orang yang dikunjungi itu juga sangat dihormati. Balak juga membawakan hadiah yang lebih banyak dari sebelumnya.

Bahkan Balak berpesan untuk dikatakan kepada Bileam: “Janganlah biarkan dirimu terhalang-halang untuk datang kepadaku, sebab aku akan memberi upahmu sangat banyak, dan apa pun yang kauminta dari padaku, aku akan mengabulkannya.” Mendengar semua itu, Bileam memberi jawaban yang seolah-olah tulus: “Sekalipun Balak memberikan kepadaku emas dan perak seistana penuh, aku tidak akan sanggup berbuat sesuatu, yang kecil atau yang besar, yang melanggar titah Tuhan, Allahku.”

Dari jawaban ini, Bileam seolah-olah tulus dan setia kepada Tuhan, dibandingkan dengan semua harta yang dijanjikan oleh Balak. Dari peristiwa selanjutnya, baru kita bisa menilai bahwa memang kata-kata yang disampaikan oleh Bileam ini tidak tulus. Justru dengan perkataan seperti itu, Bileam sedang memasang tarif yang lebih banyak. Sebenarnya Bileam sudah tahu kehendak Tuhan. Seharusnya Bileam bisa langsung menolak permintaan itu tanpa meminta petunjuk dari Tuhan lagi.

Memang Bileam ingin pergi. Karena itu dia kembali meminta petunjuk Tuhan dengan harapan bahwa Tuhan mengubah keputusannya yang pertama. Di ayat 20, justru Tuhan mengizinkan Bileam pergi bersama-sama dengan mereka. Hanya saja Tuhan berpesan dengan tegas: “Hanya apa yang akan Kufirmankan kepadamu harus kaulakukan.” Tuhan tahu isi hati Bileam. Dan Tuhan sedang menyerahkan hati Bileam kepada kesesatannya sendiri. Merupakan hal yang mengerikan ketika Tuhan sudah menyerahkan manusia pada keinginannya sendiri.

Seharusnya kita juga belajar dari peristiwa ini. Jika Tuhan sudah menyatakan firman dan kehendak-Nya kepada kita, seharusnya kita mendengar dan melaksanakan semua itu dengan patuh dan taat. Jangan sampai Tuhan menyerahkan kita pada keinginan kita sendiri. Kita juga harus tahu bahwa keinginan manusia seringkali tidak sesuai dengan kehendak Tuhan dan bisa merugikan diri kita sendiri.

Mendapatkan kesempatan itu, maka Bileam segera mempersiapkan segala sesuatunya. Di waktu pagi, ia bangun dan memberi pelana pada keledai betina. Setelah itu ia pergi bersama-sama dengan para pemuka Moab itu untuk bertemu dengan raja Balak.

Views: 18

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top