Imam dan Kaum Awam (Jelajah PL 538)

Bilangan 18:4-11

Ada peringatan mengenai orang awam, yang tidak boleh mendekati Kemah Suci. Orang awam artinya adalah orang yang bukan imam, bukan dari keturunan Lewi. Mereka tidak memiliki urusan di Kemah Suci, apalagi mengurus mezbah atau korban-korban di Kemah Suci. Di dalam Alkitab, istilah orang awam dipakai untuk menyebutkan orang-orang yang bukan imam. Jika dikaitkan dengan hari ini, sebenarnya anggota jemaat tidak bisa disebut sebagai orang awam. Kita harus ingat bahwa setiap orang yang sudah percaya kepada Tuhan, disebut sebagai imamat yang rajani. Artinya, orang percaya bukan orang biasa.

Di gereja-gereja Katolik dan sebagian Ortodoks, mereka tetap mempertahankan posisi ini. Pemimpin umat disebut sebagai imam, sedangkan anggota jemaat disebut sebagai orang awam. Para imam di gereja tersebut dipercaya memiliki kuasa tertentu, seperti mengubah roti dan anggur di dalam doa, menjadi tubuh dan darah Yesus (transubstansiasi). Mereka juga dipercaya memiliki kuasa untuk menyatakan dosa seseorang sudah diampuni atau tidak. Sejatinya, tidaklah demikian.

Di Perjanjian Lama, memang ada perbedaan antara imam dan awam. Imam berasal dari keturunan Harun, sedangkan kalangan awam adalah orang yang tidak dari keturunan Harun. Di Perjanjian Baru, tidak ada lagi perbedaan antara imam dan awam. Karena itu, sebaiknya saat ini anggota jemaat tidak memperkenalkan diri sebagai jemaat Kristen awam. Lebih baik kita menggunakan istilah anggota jemaat di sebuah gereja tertentu. Semua orang percaya adalah imam. Ketika kita semua mendapatkan jabatan ini, sebenarnya Tuhan ingin supaya setiap orang Kristen semakin bertumbuh dan mengenal firman Tuhan.

Para imam (keturunan Harun) memiliki hak untuk makan dari persembahan orang Israel. Mereka mendapatkan hak ini, karena mereka tidak diperbolehkan untuk bekerja di bidang lain. Mereka bukan peternak dan petani, tetapi mereka adalah imam. Mereka harus fokus pada pekerjaan dan pelayanan di Kemah Suci. Mereka telah disibukkan dengan pelayanan mezbah. Pada waktu Harun ditahbiskan menjadi imam besar, pada waktu itu hanya ada tiga imam, yaitu: Harun, Eliazar dan Itamar.

Tiga imam ini harus melaksanakan tugas untuk seluruh orang Israel. Mereka sangat sibuk sekali. Mereka tidak memiliki waktu untuk melakukan pekerjaan lain. Berbagai persembahan Israel telah disebutkan, seperti: korban sajian, korban penghapus dosa dan korban penebus salah. Korban-korban ini bisa dimakan oleh para imam dan seisi rumahnya. Bagian yang bisa dimakan adalah semua yang tidak dibakar. Biasanya yang dibakar: kepala, isi perut, lemak-lemak dan betisnya. Artinya, masih banyak bagian lain dari korban itu yang bisa dimakan oleh imam.

Jumlah orang Israel ada jutaan orang, sehingga para imam dan keluarganya pun tidak akan kelaparan. Akan selalu ada yang membawa berkat bagi para imam itu. Tetapi para imam juga harus berhati-hati supaya tidak berlaku durhaka kepada Tuhan. Bagian yang harus dibakar bagi Tuhan, tidak boleh dimakan oleh para imam. Hofni dan Pinehas pernah berlaku durhaka (1 Samuel 2:12-15). Mereka makan lemak-lemak korban persembahan yang seharusnya dibakar bagi Tuhan. Padahal, sebenarnya Tuhan sedang menjaga para imam supaya tidak makan bagian yang tidak baik bagi kesehatan.

Views: 19

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top