Bilangan 4:1-14
Pasal ini merupakan kelanjutan dari penjelasan mengenai suku Lewi. Di pasal ini, suku Lewi diberi penjelasan yang lebih lengkap. Bani Kehat, mendapatkan tugas khusus dari Tuhan. Kehat merupakan bani Lewi yang menjadi nenek moyang dari Musa dan Harun. Mungkin karena hal tersebut, maka bani Kehat diberi tugas khusus oleh Tuhan. Khusus bani Kehat, mereka harus melakukan sensus kembali.
Sensus ini menghitung bani Kehat yang berusia tiga puluh tahun ke atas sampai berumur lima puluh tahun. Sensus ini untuk menentukan orang-orang yang kena wajib tugas. Mereka akan bertugas secara aktif untuk melakukan pekerjaan di Kemah Pertemuan. Pelayanan atau pekerjaan orang Lewi dimulai dari usia tiga puluh tahun. Usia ini cukup spesial, karena ada banyak tokoh di dalam Alkitab yang memulai pelayanan mereka pada usia tiga puluh tahun.
Di dalam Perjanjian Lama, kita bisa menemukan beberapa tokoh yang memulai pelayanan di usia ini. Misalnya: Yusuf mulai menjadi perdana menteri di Mesir pada usia tiga puluh tahun (Kej 41:46); Daud mulai menjadi raja atas Hebron pada usia tiga puluh tahun (2 Sam 5:4). Di Perjanjian Baru, Tuhan Yesus maupun Yohanes Pembaptis, memulai pelayanan pada usia sekitar tiga puluh tahun (Luk 3:23). Bagi orang Yahudi, ketika mereka sudah berusia tiga puluh tahun, mereka sudah mencapai kedewasaan dan kematangan.
Tugas bani Kehat adalah memindahkan perabot-perabot maha kudus, ketika bangsa Israel harus berpindah tempat perkemahan. Sebelum mereka memindahkan semua perabot itu, maka perabot-perabot itu harus ditutup terlebih dulu. Yang memiliki tugas untuk menutup perabot itu adalah Harus dan anak-anaknya, yang memiliki status sebagai imam besar dan para imam. Ini merupakan simbol keterpisahan antara Tuhan yang maha kudus dengan manusia berdosa. Perabot-perabot yang kudus bagi Tuhan tidak bisa disentuh dengan sembarangan.
Imam juga tidak diperbolehkan dengan sembarangan untuk melihat Tabut. Yang diperbolehkan untuk melihat Tabut hanyalah imam besar. Itupun hanya satu hari dalam satu tahun, yaitu pada hari pendamaian. Dengan jelas, Tuhan sedang mengajarkan keterpisahan antara Tuhan yang maha kudus dengan manusia yang berdosa. Ketika pindah, tidak ada yang masuk ke ruang maha kudus. Para imam yang akan menurunkan tabir penudung ruang maha kudus dan menudungkannya kepada tabut hukum itu.
Perabot-perabot yang lain juga harus ditutup, seperti: meja sajian, kandil, serta mezbah ukupan. Perabot ini sudah dibuat sedemikian rupa, menggunakan ring di samping-sampingnya, supaya bisa diselipkan kayu penaga. Dengan kayu penaga itu, maka tugas bani Kehat untuk mengangkat perabot itu dan memindahkan ke tempat yang baru. Bani Kehat sendiri tidak bisa melihat perabot-perabot kudus itu, karena sudah ditutupi.
Hal ini jelas berbeda dengan zaman ini. Ketika Tuhan Yesus mati di kayu salib, tabir Bait Suci yang memisahkan ruang kudus dan maha kudus itu terbelah sampai ke bawah. Peristiwa ini melambangkan jalan bagi manusia untuk sampai kepada Bapa yang maha kudus. Semuanya itu hanya bisa terjadi di dalam Yesus Kristus.
Views: 20