Belajar Dari Musa (Jelajah PL 529)

Bilangan 16:4-11

Ketika Musa mendapatkan pemberontakan seperti ini, ia sujud kepada Tuhan. Musa melakukan hal yang tepat. Ia datang kepada Tuhan, membawa masalah itu kepada Tuhan. Dia memilih berdoa dan tidak terpancing untuk bereaksi. Kita harus sadar bahwa pelayanan ini sebenarnya bukan milik kita sendiri, tetapi milik Tuhan. Ketika ada masalah seperti ini, sebaiknya kita berdiam diri dulu dan berdoa kepada Tuhan. Reaksi spontanitas justru bisa memperburuk keadaan.

Tidak dijelaskan berapa lama Musa bersujud dan berdoa. Tetapi di ayat 5, Musa sudah mendapatkan jawaban dari Tuhan. Musa sudah tahu yang harus dilakukan untuk menyelesaikan persoalan ini. Musa berkata bahwa besok akan diuji dan Tuhan akan menyatakan siapa yang akan dipilih oleh Tuhan dan diperbolehkan untuk mendekat kepada Tuhan. Tuhan akan memberitahukan siapa yang yang kudus, yang mendapat kesempatan untuk mendekat kepada Tuhan.

Korah dan orang-orang yang mengikutinya disuruh untuk membawa perbaraan, sebuah tempat kecil dari logam yang bisa dipakai untuk membakar ukupan. Perbaraan ini nanti yang akan dibawa ke dalam Kemah Pertemuan, untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Orang yang tidak layak dan membawa perbaraan yang asing, akan dihukum oleh Tuhan. Peristiwa ini pernah terjadi pada Nadab dan Abihu, anak-anak Harun. Tetapi sepertinya orang-orang Israel tidak mau belajar dari peristiwa itu.

Korah ini berasalah dari puak Kehat, bagian suku Lewi yang sangat dekat dengan Kemah Pertemuan. Kehat mendapat tugas untuk mengurus barang-barang kudus di Kemah Pertemuan. Sebenarnya, di antara orang Lewi, Kehat memiliki kehormatan tersendiri dalam tugasnya. Rupanya, bagi Korah, semuanya ini belum cukup. Mereka sudah diberi kehormatan, tetapi masih menginginkan untuk diangkat menjadi imam. Seringkali orang tidak puas dengan apa yang ada padanya.

Setiap orang sudah memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai porsi masing-masing. Di dalam Roma 12:3 dikatakan, “Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.”

Di dalam jemaat, setiap anggota jemaat juga memiliki tugas serta fungsi masing-masing. Ada orang yang diberi karunia melayani. Ada yang diberi karunia untuk mengajar. Ada yang mendapat tugas untuk menjadi gembala jemaat. Kita tidak boleh saling menginginkan kehormatan satu dengan yang lain. Kita bisa menjalankan tugas kita masing-masing dengan baik dan maksimal. Kita balajar untuk setia melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepada kita.

Tidak ada gunanya saling iri dan memperebutkan kehormatan tertentu. Bukan seperti itu yang diinginkan oleh Tuhan. Tuhan menginginkan, di dalam jemaat terjadi kerjasama yang baik, untuk saling melengkapi dalam pelayanan dan penginjilan. Jika semua ini terjalin dengan baik, maka ada banyak pelayanan yang bisa dikerjakan, untuk kemuliaan Tuhan.

Views: 31

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top