Bilangan 16:3
Pemberontakan memang perlu alasan. Meskipun inti dari pemberontakan itu adalah untuk mengganti kepemimpinan, tetapi biasanya mereka mencari alasan lain, untuk menutupi kepentingan itu. Mereka menuduh Musa telah meninggi-ninggikan diri di atas jemaah Tuhan. Sebenarnya tuduhan atau alasan mereka tidak berdasar. Musa bukanlah orang yang suka meninggikan diri. Memang Musa bukan pribadi yang sempurna, tetapi tidak ada keinginan Musa untuk meninggikan diri.
Musa adalah orang yang paling lemah lembut di muka bumi ini (Bil 12:3). Ketika pertama kali Tuhan memanggil Musa untuk memimpin bangsa Israel, ia menolak. Musa merasa tidak layak dan tidak mampu memikul tanggungjawab besar itu. Meninggikan diri hanya alasan bagi orang-orang yang sedang memberontak itu. Selain menuduh meninggikan diri, para pemberontak itu mengatasnamakan rakyat. Memang biasanya sebuah pemberontakan selalu mengatasnamakan orang banyak, mengatasnamakan rakyat.
Seolah-olah mereka sedang memperjuangkan kepentingan orang banyak, padahal mereka sedang berpikir tentang kepentingan diri mereka sendiri. Sejarah berulang seperti itu. Pemberontakan, demonstrasi, revolusi atau reformasi, selalu mengatasnamakan rakyat. Tetapi pada kenyataannya, setelah semuanya itu selesai dan tercapai, rakyat tetap menderita. Rakyat juga tidak mendapatkan keadilan dan perbaikan kehidupan.
Di dalam Mazmur 106:16 dicatat, “Mereka cemburu kepada Musa di perkemahan, dan kepada Harun, orang kudus TUHAN.” Mereka sebenarnya sedang menginginkan semua yang sedang dimiliki oleh Musa dan Harun, yaitu kepemimpinan mereka. Korah sebagai orang Lewi kemungkinan iri dengan Harun. Bukan berarti kita tidak boleh menyampaikan aspirasi kepada pemimpin. Pemimpin bisa diingatkan jika memang tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. Tetapi kita perlu hati-hati, jangan sampai memulai pemberontakan.
Datan dan Abiram mungkin iri dengan kekuasaan politik yang dimiliki oleh Musa sebagai pemimpin. Jika Musa menyampaikan sesuatu, maka umat pasti mengikutinya. Datan dan Abiram berasal dari suku Ruben. Kemungkinan mereka merasa lebih berhak, karena berasal dari keturunan Yakub yang pertama, sebagai anak sulung. Sepertinya mereka tidak ingat bahwa Ruben telah kehilangan hak kesulungan. Bagi Datan dan Abiram, mereka mendapatkan hukuman seperti yang dicatat di dalam Mazmur 106:17, “Bumi terbuka dan menelan Datan, menutupi kumpulan Abiram.”
Tanggung jawab dan pekerjaan Musa memang tidak mudah. Selama empat puluh tahun memimpin bangsa Israel, seringkali terpikir bagi Musa untuk mundur saja. Tetapi Musa memang sudah dipanggil untuk menjadi pemimpin bagi bangsa Israel. Kita juga harus belajar dari Musa, terutama para Gembala Jemaat atau para pemimpin rohani lainnya. Kita tidak bisa berpikir bahwa melayani Tuhan akan selalu mendapatkan kemudahan. Seringkali kita akan mendapat tantangan. Biasanya, tantangan yang paling berat justru berasal dari dalam, dari orang yang dipimpinnya, dari orang yang dikasihinya.
Views: 23