Bilangan 19:17-19
Dosa itu sangat berbahaya dan mudah menular. Kita bisa ingat peristiwa di taman Eden, dengan segera Adam terpengaruh dengan Hawa untuk menentang Tuhan. Ketika Adam mulai menyalahkan istri dan Tuhan, Hawa pun segera melakukan hal yang sama. Simbol mayat dan kematian juga bisa menularkan kenajisan, sebagai simbol dari dosa yang mudah menular, mudah menjangkiti orang-orang yang dekat dengan orang berdosa.
Orang yang terkena mayat, pada hari yang ketiga harus diperciki dengan air pentahiran. Seseorang yang tahir harus mengambil hisop, mencelupkan ke dalam air pentahiran itu dan memercikkan ke atas orang yang najis atau ke kemah dan semua perkakas. Pada hari ketujuh, orang yang najis itu juga diperciki kembali dengan air pentahiran itu. Orang yang najis itu harus mencuci pakaiannya dan membasuh badannya dengan air, lalu ia dinyatakan tahir pada waktu matahari terbenam.
Sampai hari ini, air (terutama air yang mengalir) merupakan sarana untuk pembersihan yang efektif. Memang ada cairan lain seperti alkohol yang bisa membersihkan. Tetapi, air menjadi sarana yang lebih murah dan praktis untuk pembersihan, baik dalam skala kecil maupun skala besar.
Mengenai pentahiran kenajisan ini sudah tidak berlaku pada hari ini, karena sudah digenapi oleh Yesus Kristus. Sebenarnya lembu merah ini juga menggambarkan Yesus Kristus. Lembu itu tidak bercacat, seperti Yesus Kristus. Warna merah melambangkan darah Yesus yang tercurah bagi semua manusia. Lembu itu juga belum pernah kena kuk, melambangkan Yesus yang tidak pernah berada di bawah perhambaan dosa. Mengenai lembu betina, ada beberapa pendapat. Sepertinya lembu betina ini melambangkan Yesus yang mengosongkan diri menjadi manusia yang lemah.
Perbandingan tentang pendapat ini terdapat di dalam 1 Petrus 3:7 dikatakan, “Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan istrimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.” Lembu ini yang bisa menjadi pentahiran bagi kenajisan. Pembakaran lembu ini diibaratkan sebagai penyaliban Yesus Kristus.
Air pentahiran ini dibuat untuk seluruh umat Israel. Semua umat bisa mendapatkannya, tetapi tidak secara otomatis. Air pentahiran ini harus diaplikasikan dengan cara diambil hisop, hisop itu dicelupkan ke dalam air pentahiran dan dipercikkan kepada orang yang najis. Kematian dan penebusan Yesus tersedia bagi semua orang di muka bumi ini. Tetapi semua itu tidak berlaku dengan sendirinya.
Di dalam 1 Timotius 4:10 dikatakan, “Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.” Hisop adalah lambang dari iman dan percaya manusia. Ketika kita percaya, maka kita sedang mengaplikasikan pentahiran itu.
Views: 25