Bilangan 23:11-14
Ketika mendengar semua perkataan Bileam, Balak menjadi marah. Balak sudah menghabiskan banyak uang untuk mendatangkan Bileam. Balak juga telah menghabiskan banyak uang untuk mempersiapkan semua ritual yang diminta oleh Bileam. Tujuh mezbah, tujuh lembu jantan dan tujuh domba jantan, bukan pengeluaran sedkit. Balak sangat terkejut ketika Bileam tidak mengutuk bangsa Israel, tetapi justru memberkatinya.
Bileam tidak bisa berbuat apa-apa. Sama seperti semua orang di dunia, Balak tidak mengerti prinsip iman yang sebenarnya. Balak sedang meminta Bileam untuk melakukan praktik sihir. Praktik sihir selalu dikecam oleh Tuhan. Praktik sihir adalah cara memanipulasi sesuatu, supaya terlihat seperti memunculkan kekuatan yang sama seperti kekuatan Tuhan yang melampaui akal manusia. Ketika Balak menginginkan hal itu, tanpa sadar ia sedang melawan Tuhan yang hidup. Roh jahat bisa melakukan segala sesuatu yang diminta oleh manusia, tetapi dengan harga tertentu.
Iman tidak memanipulasi kekuatan atau kuasa tertentu. Iman adalah penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Manusia yang harus mengikuti Tuhan, bukan Tuhan yang mengikuti keinginan manusia. Balak tidak mengerti akan semua ini, karena dia kafir. Dia masih berpikir dengan pola pikir sihir. Iman yang benar tidak akan pernah memaksakan Tuhan untuk memenuhi keinginan kita. Ketika kita berdoa, kita juga tidak boleh memaksa Tuhan. Karena itu, tidak sedikit orang Kristen yang masuk dalam sihir.
Ada sihir yang jelas-jelas diperlihatkan, sehingga orang secara umum terpukau dengan kegiatan sihir itu. Tetapi yang sangat berbahaya adalah ketika sihir itu dibungkus dengan kegiatan Kristen. Tidak jarang kita menjumpai orang Kristen berdoa, tetapi dengan memaksa atas nama iman. Prinsip doa yang diajarkan Tuhan Yesus tidaklah demikian. Justru Tuhan Yesus memberi prinsip dalam doa: jadilah kehendak Bapa di Surga, bukan kehendak manusia. Tuhan tahu yang menjadi keperluan manusia. Tuhan lebih tahu yang paling baik bagi umat-Nya.
Balak belum putus asa. Sama seperti Iblis yang tidak pernah putus asa menggoda dan mencobai kita, demikian juga dengan Balak. Balak terus berusaha untuk menyerang orang Israel, sekaligus menggoda Bileam. Balak menganggap bahwa Bileam sedang jual mahal, ingin mendapatkan upah yang lebih besar. Balak mencoba dari sudut pandang yang lain, siapa tahu ada perubahan terhadap Bileam. Balak sama sekali tidak mengerti firman dan karakter Tuhan. Tuhan tidak bisa berubah pikiran begitu saja.
Bileam yang seharusnya lebih mengenal Tuhan. Ia bisa menolak dari awal permintaan Balak itu. Bisa saja Bileam menyesal telah pergi ke Moab. Di situ ternyata Bileam tidak bisa berbuat apa-apa, justru membuat Balak menjadi marah. Bileam mungkin mulai ketakutan, karena nyawanya bisa terancam karena dianggap telah mempermainkan Balak. Terkadang memang Tuhan mengikuti keinginan kita, tetapi keinginan kita itu belum tentu menjadikan semuanya lebih baik.
Akhirnya mereka pergi pe puncak gunung Pisga. Diharapkan, di tempat yang berbeda, Bileam bisa melihat dari sudut pandang yang lain. Di sana juga didirikan tujuh mezbah dan mempersembahkan seekor lembu jantan dan seekor domba jantan di atas setiap mezbah.
Views: 28