Air Pentahiran (Jelajah PL 541)

Bilangan 19:1-10

Mengingatkan kembali kepada kita semua bahwa kitab Bilangan mencatat perjalanan bangsa Israel dari gunung Sinai menuju ke tanah Kanaan. Kitab Bilangan ini dimulai dengan sensus, menghitung jumlah orang Israel. Dari sinilah muncul nama Bilangan, karena ada angka-angka serta jumlah anak-anak Israel yang dijelaskan secara berulang-ulang. Yang disensus adalah suku non-Lewi sebagai pasukan perang serta suku Lewi sebagai pelayan di Kemah Suci.

Tuhan juga mengatur serta mengorganisir setiap suku, cara mereka berkemah dan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Tuhan juga mengatur beberapa hal lain, seperti tentang nazar, perayaan Paskah, serta peraturan lain. Kitab Bilangan juga mencatat perjalanan orang Israel melalui padang gurun. Kitab ini juga mencatat kisah orang Israel yang bersungut-sungut tentang makanan, sehingga Tuhan mengirimkan daging. Penentuan mereka sebenarnya terjadi di tempat yang bernama Kadesh Barnea, ketika sudah sampai di perbatasan tanah Kanaan.

Di Kadesh Barnea, mereka memutuskan untuk menentang Tuhan, sehingga tidak jadi masuk ke tanah Kanaan. Tuhan mengabulkan permintaan orang Israel, yang ingin mati di padang gurun daripada masuk ke tanah Kanaan. Anak-anak mereka yang dijadikan alasan tidak mau masuk ke tanah Kanaan, justru anak-anak itulah yang nanti masuk ke tanah Kanaan. Tuhan akhirnya membuat bangsa Israel berputar-putar di padang gurun, sampai semua yang berusia dua puluh tahun ke atas mati di padang gurun.

Masuk di pasal 19 ini, Tuhan memberikan perintah, untuk memberikan satu jenis persembahan lagi. Kebanyakan jenis persembahan sudah dijelaskan di kitab Imamat. Tetapi ada beberapa jenis persembahan lain yang dibahas di tempat lain. Salah satunya adalah persembahan lembu merah. Ini menjadi persembahan yang cukup menarik. Orang Israel harus membawa seekor lembu betina merah yang tidak bercela, yang tidak ada cacatnya dan belum pernah kena kuk.

Persembahan ini secara khusus menggunakan lembu betina. Persembahan lain biasanya mengharuskan lembu jantan. Lembu ini harus berwarna merah. Menurut tradisi Yahudi, warna merah ini harus total, di seluruh tubuh lembu itu. Tidak boleh ada warna lain tercampur di lembu itu. Tentu tidak mudah untuk mendapatkan lembu seperti ini. Lembu ini harus diberikan kepada imam Eleazar untuk disembelih.

Lembu ini bukan untuk korban bakaran, karena tidak disembelih di atas mezbah untuk dibakar. Lembu ini disembelih untuk mendapatkan abunya. Lembu ini disembelih di luar perkemahan. Setelah itu, lembu ini dibakar habis. Ada orang yang mengumpulkan abu lembu itu dan menaruhnya di tempat yang tahir di luar perkemahan. Abu itu digunakan untuk membuat air pentahiran.

Korban ini dilakukan untuk seluruh bangsa Israel, bukan korban perorangan. Darahnya tidak dicurahkan, tetapi ikut dibakar. Hanya sedikit saja darah yang dipercikkan ke arah sebelah depan Kemah Pertemuan, sebanyak tujuh kali. Saat dibakar, ditambah dengan kayu aras, hisop dan kain kirmizi. Tiga benda ini biasanya digunakan dalam peraturan tentang kusta (bdg. Imamat 14).

Views: 26

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top