Kejadian 39:13-23
Istri Potifar gagal mendapatkan yang diinginkan. Godaan yang sangat kuat itu telah ditolak oleh Yusuf, maka godaan yang lain tidak akan berhasil. Ketertarikan istri Potifar kepada Yusuf berubah menjadi kebencian dan sakit hati. Baju Yusuf yang ada di tangannya, dijadikan bukti untuk mempersalahkan Yusuf. Istri Potifar berteriak untuk memanggil pelayan yang lain, menceritakan fitnah yang kejam. Dalam fitnahan itu, istri Potifar sebenarnya menyalahkan suaminya yang telah membawa seorang Ibrani ke rumah itu.
Alkitab tidak menceritakan respon dari para pelayan. Jika dibayangkan, pasti para pelayan itu juga tahu kondisi yang sebenarnya. Mereka pasti tahu mengenai ketertarikan istri Potifar terhadap Yusuf. Mereka sudah cukup lama bekerja di bawah kekuasaan Yusuf, sehingga mereka pasti mengenal dan merasakan karakter Yusuf. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa untuk membela Yusuf, karena mereka adalah pelayan biasa, tidak memiliki kuasa dan keberanian untuk membela Yusuf.
Istri Potifar menunggu suaminya pulang, untuk menceritakan fitnahan yang sama. Istri Potifar sengaja menyalahkan suaminya, supaya suaminya merasa tertekan dan bersalah, serta melakukan tindakan terhadap Yusuf. Ketika Potifar selesai mendengar cerita istrinya, maka bangkitlah amarah Potifar. Hanya saja Alkitab tidak mencatat kemarahan Potifar, apakah kepada Yusuf atau istrinya. Belum tentu Potifar marah kepada Yusuf, karena Potifar pasti kenal sikap dan watak istrinya.
Jika dilihat dari hukuman yang diberikan oleh Potifar, hukuman penjara tergolong hukuman yang ringan untuk kejahatan yang seperti itu. Posisi Yusuf adalah seorang budak dan Potifar bisa dengan mudah menganiaya Yusuf sampai mati. Tidak ada orang yang akan mempedulikan keselamatan Yusuf, karena statusnya memang budak Potifar. Bahkan Potifar memasukkan Yusuf ke dalam tahanan raja, bukan tahanan biasa. Biasanya tahanan raja adalah tahanan politik, tahanan bagi orang-orang penting kerajaan.
Dalam memutuskan perkara ini, tidak mungkin Potifar lebih membela budaknya daripada istrinya. Jika Potifar membela budaknya, pasti akan terjadi kekacauan dalam rumah tangganya, bisa berimbas pada kedudukannya sebagai pegawai raja. Yusuf dimasukkan ke dalam penjara raja, yang belakangan baru diberitahu bahwa tahanan itu ada di bawah kekuasaan Potifar dan berada di dekat rumahnya. Mungkin Potifar berharap suatu hari ia bisa membawa Yusuf kembali ke rumahnya.
Sebagaimana Tuhan telah menyertai Yusuf sepanjang hidupnya, maka Tuhan juga menyertai Yusuf di dalam tahanan. Memang Yusuf tidak berbuat hal yang menentang kehendak Tuhan. Bahkan akhirnya ia menjadi kesayangan bagi kepala penjara. Sama halnya ketika ia ada di rumah Potifar, saat di dalam penjara Yusuf juga naik jabatan menjadi asisten pribadi sang kepala penjara. Mungkin kepala penjara juga sudah mendengar reputasi dan keberhasilan pekerjaan Yusuf di rumah Potifar.
Kepala penjara membuktikan keberhasilan Yusuf. Semakin sedikit ia ikut campur dalam urusan Yusuf, semakin baik pekerjaan yang dilakukan oleh Yusuf di dalam penjara itu. Tentu semua hal ini ada di dalam rencana Tuhan. Yusuf mendapatkan pendidikan yang berharga, sehingga bisa mempersiapkan Yusuf untuk mendapatkan kepercayaan yang lebih besar. Segala sesuatu yang dikerjakan oleh Yusuf, dibuat berhasil oleh Tuhan.
Views: 29