Tetap Dalam Tuhan (Jelajah PL 105)

Kejadian 26:1-2

Kejadian 26 ini menceritakan kembali tentang Ishak. Ini adalah pasal terakhir yang menulis kisah tentang Ishak, karena setelah pasal ini, akan berlanjut ke tokoh selanjutnya, yaitu Yakub. Pada waktu itu, Ishak masih tinggal di dekat sumur Lahai-Roi di tanah Negeb. Tempat ini berada di tengah negeri Kanaan. Saat itu terjadi kelaparan. Ini bukan kelaparan yang pertama kali terjadi di daerah itu. Abraham pernah merasakan kelaparan yang sama.

Pada waktu Abraham mengalami kelaparan, Ishak belum lahir. Jadi Ishak belum pernah memiliki pengalaman menghadapi kelaparan. Hal ini membuktikan bahwa tanah Kanaan memang subur, berlimpah susu dan madu. Kelaparan ini bukan yang pertama, tetapi jarak antara kelaparan di masa Abraham dan masa Ishak, sekitar seratus tahun. Memang di daerah-daerah tertentu, bisa mengalami siklus, baik positif maupun negatif.

Karena kelaparan yang terjadi, Ishak mulai terkena dampaknya. Bisa saja ternaknya kelaparan dan mulai ada yang mati. Ishak memikirkan cara untuk mengatasi hal ini. Ishak memutuskan pergi ke Gerar, kepada Abimelekh, raja orang Filistin. Kemungkinan di tempat itu sedang tidak terjadi kelaparan. Ishak sempat berpikir untuk pindah sampai ke Mesir. Mesir memiliki sungai yang besar, yaitu sungai Nil, sehingga daerah itu selalu subur.

Tuhan menampakkan diri dan berfirman kepada Ishak supaya tidak pergi ke Mesir. Tuhan memerintahkan Ishak tetap berada di negeri yang akan dikatakan oleh Tuhan kepadanya. Tuhan tidak ingin anak-anak-Nya keluar dari tanah perjanjian. Abraham pernah meninggalkan tanah perjanjian dan pergi ke Mesir. Di Mesir, Sara hampir saja dijadikan istri oleh Firaun. Tuhan tidak ingin hal itu terjadi. Jangan sampai keturunan Abraham mengalami penurunan secara rohani.

Abraham telah belajar dari kesalahannya. Ketika Abraham ingin mencarikan istri untuk Ishak, Abraham memberi peringatan kepada hambanya untuk tidak membawa kembali Ishak ke negeri Ur-Kasdim. Abraham tidak membiarkan Ishak keluar dari tanah Kanaan. Itu adalah sumpah yang serius, yang diambil oleh hamba Abraham. Ishak juga diperintahkan oleh Tuhan untuk tidak meninggalkan tanah perjanjian.

Kisah ini juga menggambarkan kehidupan kekristenan kita pada hari ini. Saat ini kita berada di bawah kasih karunia Yesus Kristus. Jangan sampai kita meninggalkan kasih karunia itu. Jangan mengalihkan iman kita kepada hal-hal di luar Kristus. Pada waktu Tuhan memberi perintah itu kepada Ishak, Tuhan menampakkan diri kepada Ishak.

Sesuai dengan Yohanes 1:18 dikatakan, “Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.” Ketika di Perjanjian Lama Tuhan seringkali menampakkan diri kepada manusia, itu adalah penampakan Kristofani. Kristofani adalah wujud Yesus Kristus sebelum Dia menjadi manusia. Hal ini menjelaskan bahwa Yesus Kristus adalah Jehova, Tuhan yang maha kuasa.

Views: 32

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top