Rancangan Kebaikan (Jelajah PL 175)

Kejadian 40:18-23

Setelah mendengarkan kisah dari mimpi juru roti raja dan mengetahui arti mimpi itu dari Tuhan, maka Yusuf menyampaikan arti mimpi itu. Artinya bertolak belakang dengan arti mimpi dari juru minuman raja. Memang juru roti akan ditinggikan juga, tetapi secara negatif. Ia akan digantung di tiang gantungan, dalam waktu tiga hari yang akan datang. Burung-burung akan memakan dagingnya. Kita tidak mendapatkan informasi mengenai reaksi dari kedua orang tersebut.

Arti mimpi yang disampaikan oleh Yusuf benar-benar terjadi. Tiga hari kemudian, Firaun merayakan ulang tahun. Di dalam Alkitab, hanya dua tokoh saja yang diceritakan merayakan ulang tahun, yaitu Firaun dan Herodes. Keduanya adalah orang yang tidak percaya kepada Tuhan. Bukan berarti bahwa orang Kristen tidak diperbolehkan untuk merayakan ulang tahun. Tetapi seharusnya perayaan ulang tahun tidak menjadi suatu kewajiban bagi kita.

Juru minuman dan juru roti itu diundang dalam perayaan ulang tahun raja Firaun. Mungkin rencana pembunuhan raja Firaun akan dilaksanakan pada hari perayaan ulang tahun tersebut. Tetapi hari itu digunakan oleh raja Firaun untuk memperlihatkan kepada semua orang bahwa kesalahan akan mendapatkan hukuman dan kebenaran akan mendapatkan upah yang setimpal. Kepada juru minuman, Firaun meninggikannya di tengah-tengah para pegawainya. Ia dikembalikan ke dalam jabatannya. Kepada juru roti, ia mendapatkan hukuman mati. Ia digantung, seperti arti mimpi yang sudah disampaikan oleh Yusuf.

Yusuf meminta kepada juru minuman supaya mengingatnya. Tetapi ternyata juru minuman itu melupakan Yusuf. Dalam kondisi seperti itu, Yusuf sepertinya tidak akan mendapatkan kesempatan untuk menuntut keadilan atas dirinya. Meskipun demikian, Yusuf tidak memilih untuk kecewa dan memberontak kepada Tuhan. Ia tetap melakukan tugas dan tanggungjawabnya dengan sangat baik di dalam penjara.

Hidup Yusuf dijadikan sebagai gambaran atau tipologi dari Yesus Kristus. Yusuf adalah anak yang paling dikasihi oleh Yakub. Yusuf juga dijual kepada orang lain sebagai budak. Sebagai manusia merdeka, Yusuf telah sangat direndahkan. Pada saatnya nanti, Yusuf akan ditinggikan melebihi saudara-saudaranya. Sebagaimana Yusuf pada waktu di penjara, didekatkan dengan dua orang terdakwa, demikian juga Yesus pada waktu disalibkan, Dia disalibkan di antara dua penjahat.

Dari kisah ini kita bisa belajar untuk percaya sepenuh hati, bahwa Tuhan telah merancangkan semua yang baik atas hidup kita. Memang Tuhan seringkali Tuhan mengizinkan hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi pada hidup kita. Yusuf bukan orang sempurna. Yusuf mungkin juga tergoda untuk kecewa kepada diri sendiri, kecewa dengan keadaannya, bahkan kecewa kepada Tuhan. Tetapi Yusuf tidak melakukan hal itu. Inilah yang patut kita contoh, ketika kita mengalami berbagai macam hal yang tidak baik.

Kita juga perlu ingat Roma 8:28 yang mengatakan, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”

Views: 27

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top