Kejadian 1:6-15
Pada hari kedua, Tuhan memisahkan air dari air. Pemisah itu dinamakan cakrawala atau langit. Di atas cakrawala ada air dan di bawah cakrawala ada air juga. Saat ini kita tahu bahwa air yang ada di bawah cakrawala berkumpul di laut atau sungai. Sedangkan air yang ada di atas cakrawala, saat ini tidak ada lagi. Diperkirakan pada waktu penciptaan itu, bumi ini diselubungi dengan air di atas cakrawala. Selain ada atmosfir, ada juga lapisan air di langit. Saat ini, lapisan air di atas itu sudah tidak ada lagi. Air yang ada di atas itu dicurahkan pada saat zaman Nuh, saat Tuhan menghukum bumi ini dengan air bah. Itulah penciptaan di hari kedua.
Setelah itu Tuhan mengumpulkan air di bawah, sehingga nampaklah pemisahan antara tempat yang basah dan tempat yang kering. Tuhan menamai yang kering itu darat dan kumpulan air itu disebut laut. Ketika Tuhan menciptakan semuanya itu, Ia melihat bahwa ciptaan-Nya itu baik, sempurna dan tidak kurang apapun juga. Darat itu yang kemudian menjadi tempat bagi sebagian makhluk hidup yang bernafas melalui hidung, termasuk tumbuh-tumbuhan.
Darat penuh dengan tanah. Dari tanah itu, Tuhan menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya tumbuh-tumbuhan itu bisa berkembang biak. Tuhan juga melihat semua yang telah diciptakan itu semuanya baik. Itulah penciptaan hari ketiga.
Pada waktu itu belum diciptakan matahari, sedangkan tumbuh-tumbuhan hijau perlu sinar matahari untuk membantu fotosintesis dan proses-proses pertumbuhan lainnya. Tetapi hari selanjutnya, Tuhan menciptakan benda-benda penerang yang diletakkan di langit. Tumbuhan itu hanya perlu satu malam saja untuk menunggu matahari terbit. Kembali lagi, dari sini kita bisa menyimpulkan dan menafsirkan bahwa satu hari yang dicatat di dalam kisah penciptaan ini adalah satu hari literal, bukan satu hari yang dihitung “seribu tahun.”
Ketika semua dikatakan baik, maka segala sesuatu berjalan dengan baik dan sempurna. Artinya, dosa belum ada dan tidak mempengaruhi ciptaan sama sekali. Tuhan puas dengan semua yang telah diciptakan-Nya itu.
Di hari keempat, Tuhan menciptakan benda-benda di angkasa. Benda-benda ini yang seringkali membuat manusia pada akhirnya tidak mau menyembah Tuhan. Mereka melakukan perhitungan-perhitungan berdasarkan apa yang terjadi di langit. Ada bangsa yang menyembah matahari atau bulan, bukan menyembah pada Sang Pencipta matahari atau bulan tersebut. Benda-benda penerang itu diciptakan dengan tujuan menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun.
Hari ini kita bisa memiliki perhitungan hari dan waktu, karena kita mempelajarinya melalui benda-benda langit. Benda-benda di langit itu yang menolong para petani untuk melihat masa-masa pertanian, serta membantu para pekerja di laut, untuk mengetahui masa-masa penting di laut. Bahkan ada orang-orang yang melakukan perhitungan-perhitungan tertentu, untuk melihat masa kehidupan mereka. Secara negatif, hal ini juga dipakai oleh orang-orang untuk memperhitungkan hari baik atau tidak baik.
Views: 27