Pengajaran dan Teladan (Jelajah PL 152)

Kejadian 36:7-19

Karena moral yang rendah, maka Esau berlaku cabul. Memang Esau sudah memiliki tiga istri. Tetapi di dalam Ibrani 12:16 dicatat bahwa ia berlaku cabul. Bisa saja Esau melakukan percabulan dengan orang-orang di sekitarnya. Orang yang hidup dan tinggal di dalam keluarga baik, ternyata bisa hidup dalam keterpurukan. Ishak dan Ribka pasti memperhatikan kehidupan Esau, tetapi mereka tidak bisa memaksa Esau untuk berbuat baik. Esau sangat tidak peduli dengan kehidupan rohani, pengajaran serta keteladanan dari orangtuanya.

Hak kesulungannya dijual hanya untuk sepiring kacang merah. Akhirnya, Esau lebih dikenal dengan nama Edom yang artinya merah. Hal ini untuk mengingatkan kesalahannya, telah menjual hak kesulungannya dengan sepiring kacang merah. Esau tentu menyesal, setelah mengetahui harga dan berkat dari hak kesulungan itu. Ketika kita tidak terlalu mempedulikan hal-hal rohani, maka kita sama seperti Esau. Memang banyak orang di muka bumi ini lebih mementingkan harta, uang, rumah, kendaraan, jabatan, daripada hal-hal rohani.

Sebagian besar orang akan lebih memilih untuk tinggal di rumah yang mewah tetapi jauh dari gereja, daripada memilih tinggal di rumah yang sederhana dan dekat dengan gereja. Orang yang bijaksana, tidak akan mau menjual sesuatu yang berharga secara rohani demi mendapatkan sesuatu yang rendah. Ada orang yang karena gaji atau pangkat yang tinggi, rela untuk meninggalkan kekristenan. Jika hal ini terjadi, maka ini adalah transaksi yang paling buruk jika dilihat dari segi kehidupan rohani. Esau lebih memilih untuk tinggal di pegunungan Seir.

Keturunan Esau banyak, tetapi tidak mengenal Tuhan. Salah satu cucu Esau adalah Amalek, yang kemudian menjadi bapa orang Amalek. Amalek sering disebut dalam Alkitab, selalu bermusuhan dengan bangsa Israel. Tuhan nanti memberi perintah kepada Saul untuk membasmi semua orang Amalek. Tetapi Saul gagal untuk memusnahkan semua orang Amalek. Orang Amalek yang lolos kemudian memiliki keturunan Haman, yang mencoba untuk memusnahkan orang Israel. Amalek menjadi bangsa yang tidak berkenan di hadapan Tuhan.

Amalek masih keturunan Abraham dan Ishak, tetapi hidupnya benar-benar tidak mengenal Tuhan. Hal ini terjadi karena Esau, bapa leluhur mereka, mengambil keputusan untuk menjauhi Tuhan. Setiap keputusan orangtua akan mempengaruhi kehidupan anak-anaknya di kemudian hari. Jika orang tua menanamkan nilai-nilai kebenaran secara terus-menerus, maka kemungkinan besar anak itu akan hidup dalam nilai-nilai kebenaran. Contoh dan teladan orangtua juga penting, sangat mempengaruhi kehidupan kerohanian anak.

Esau telah memberi contoh yang tidak baik. Ia tidak mempedulikan hal-hal rohani dan memilih untuk menjauhkan diri dari Tuhan. Ia justru menjauh dari tanah perjanjian Tuhan dan memilih menetap di pegunungan Seir. Jika kita merenungkan hal ini, kita patut untuk melihat kembali kehidupan kita. Jika saat ini posisi kita sebagai orangtua, maka kita dituntut untuk mengajarkan dan memberi teladan rohani kepada anak-anak kita. Lebih baik kita mementingkan keselamatan jiwa mereka daripada keberhasilan secara duniawi.

Views: 31

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top