Kejadian 1:1-5
Kitab Kejadian dibuka dengan pernyataan bahwa “Pada mulanya Tuhan menciptakan langit dan bumi.” Dengan hikmat Tuhan yang tidak terselami, Tuhan menggunakan kalimat itu sebagai pembuka dari Kitab Suci. Dalam kalimat permulaan ini terkandung kebenaran dari semua isi Alkitab. Jika kita percaya dengan pernyataan awal ini, maka kita tidak akan kesulitan untuk percaya dengan kalimat-kalimat selanjutnya di dalam Alkitab.
Jika kita percaya bahwa Tuhan adalah Yang Paling Awal, yang menciptakan langit dan bumi, maka kita percaya akan beberapa hal: kita percaya bahwa Tuhan itu ada; kita percaya bahwa Tuhan itu Mahakuasa yang menciptakan segala sesuatu; kita percaya bahwa Tuhan memiliki kepribadian. Ketika kita percaya bahwa Tuhan adalah Pencipta dan kita adalah ciptaan-Nya, maka kita adalah pribadi yang harus bertanggungjawab kepada Dia.
Karena Tuhan adalah Pribadi yang berada di luar waktu dan ciptaan, Ia tidak terkekang oleh waktu. Waktu itu sengaja dimulai oleh Tuhan, supaya kita sebagai ciptaan mengetahui tentang permulaan dari segala sesuatu. Waktu itu dimulai ketika Tuhan menciptakan waktu itu. Tuhan menciptakan segala sesuatu, tetapi diawali dengan penciptaan langit dan bumi. Tuhan menciptakan dari sesuatu yang belum ada, menjadi ada.
Bumi yang diciptakan oleh Tuhan itu belum berbentuk dan kosong. Kalau saat ini, kita tahu bahwa bumi telah memiliki bentuk. Bumi saat ini juga tidak kosong, karena sudah ada isinya. Bumi yang diciptakan oleh Tuhan pada waktu itu adalah bentuk dari tanah atau materi, sedangkan langit adalah bentuk dari ruang. Sebelum Tuhan melakukan penciptaan, belum ada materi dan ruang. Pada waktu itu materi masih berupa bahan mentah dan masih kosong.
Gelap gulita menutupi samudera raya. Samudera raya ini adalah gambaran materi yang baru saja Tuhan ciptakan, yang belum berbentuk dan kosong itu. Di dalam Yesaya 45:7 dikatakan bahwa Tuhan menjadikan terang dan menciptakan gelap. Artinya, kegelapan itu sendiri juga Tuhan yang menciptakannya. Roh Tuhan melayang-layang di atas permukaan air.
Setelah Tuhan menciptakan materi dan ruang yang digunakan untuk menampung materi itu, selanjutnya Tuhan menciptakan energi. Ketika Roh Tuhan melayang-layang di atas materi yang kosong itu, Ia sedang memberikan energi. Lalu Tuhan menjadikan terang dan terang itu jadi. Terang atau cahaya itu sendiri, saat ini bisa dipelajari dan merupakan gelombang elektromagnetik, menjadi salah satu bentuk energi. Terang yang ada pada waktu itu bukan terang dari matahari, karena matahari belum diciptakan.
Tuhan mampu menciptakan terang tanpa ada matahari. Saat ini kita juga bisa mempelajari bahwa banyak sumber cahaya lain, selain matahari. Kita bisa baca juga di dalam kitab Wahyu bahwa di kota Yerusalem Baru, tidak ada matahari. Pada waktu itu Anak Domba akan menjadi terang bagi kota Yerusalem Baru itu. Tuhan memisahkan terang dari gelap. Tuhan menamai terang itu siang dan gelap itu malam.
Views: 30