Kejadian 40:5-8
Dari ayat Alkitab yang kita baca, kita bisa menyimpulkan bahwa ada maksud Tuhan atas Yusuf, sehingga juru minuman dan juru roti raja itu bisa bertemu dengan Yusuf di dalam penjara. Demikian juga dengan kita pada hari ini, kita seringkali dipertemukan dengan orang-orang di sekitar kita. Semua itu tidak terjadi secara kebetulan. Tuhan mempertemukan kita dengan orang-orang tersebut, karena memang seharusnya kita bisa bersaksi dan menceritakan tentang kasih Tuhan kepada mereka.
Yusuf mendapat kesempatan untuk menjadi berkat bagi kedua orang tersebut. Mereka cukup bersahabat dengan Yusuf. Suatu kali Yusuf datang kepada mereka, tetapi Yusuf melihat mereka sedang bersedih. Mereka telah mendapatkan mimpi di malam sebelumnya. Mimpi mereka seperti nyata dan cukup menggoncang hati mereka. Mereka yakin bahwa mimpi itu mengandung pesan tertentu secara pribadi kepada masing-masing dari mereka.
Memang di dalam perjalanan sejarah kehidupan manusia, mimpi berhubungan dengan kehidupan dari orang-orang yang bermimpi itu. Memang di Perjanjian Lama, Tuhan seringkali menggunakan mimpi untuk berkomunikasi dengan manusia. Mimpi-mimpi itu mengandung arti yang penting. Di dalam Perjanjian Lama kita dapati mimpi Yakub, mimpi Yusuf, mimpi juru minuman dan juru roti raja, mimpi raja Firaun, mimpi Nebukadnezar, mimpi Daniel dan beberapa mimpi yang lain.
Tetapi kita harus mengetahui bahwa memang pada saat itu Tuhan masih berbicara kepada manusia melalui mimpi. Tetapi di zaman akhir, Tuhan tidak lagi berbicara melalui berbagai macam cara, termasuk mimpi. Tuhan berbicara kepada umat-Nya melalui Yesus Kristus. Setelah Yesus Kristus naik ke Surga, maka Tuhan berbicara kepada kita melalui firman-Nya yang sudah tertulis, yaitu Alkitab. Hari ini kita tidak boleh percaya bahwa mimpi adalah petunjuk dari Tuhan.
Ketika melihat bahwa juru minuman dan juru roti raja itu murung, maka Yusuf bertanya kepada mereka. Ketika Yusuf mendapatkan tugas untuk melayani mereka, Yusuf melakukannya dengan kesungguhan hati. Karena itu, ketika kedua orang tersebut bersedih, Yusuf segera menyadarinya. Hal ini menjadi karakter yang kuat di dalam Yusuf, peka terhadap keadaan sekitarnya dan memperhatikan orang-orang yang dilayaninya.
Ketika Yusuf melalui kehidupan yang sangat sulit, ternyata ia tidak patah hati dan kecewa. Di mana pun Yusuf berada, ia selalu melakukan tugas dan tanggungjawabnya dengan sangat baik. Ia tidak terpengaruh dengan kehidupan pahit yang telah dilaluinya. Ia tidak kecewa dengan istri Potifar dan Potifar sendiri. Yusuf tidak memiliki dendam terhadap orang-orang yang sudah menyakitinya. Karakter ini menolong dia untuk hidup dengan penuh ketulusan dan kejujuran.
Kedua tahanan itu bermimpi, tetapi tidak ada orang yang bisa mengartikan mimpi mereka. Jika mereka tidak ada di dalam penjara, mereka pasti sudah mencari ahli astrologi atau ahli nujum Mesir. Tetapi mereka tidak bisa melakukan hal itu. Yusuf memberi kesempatan kepada mereka untuk menceritakan mimpi itu kepada Yusuf. Yusuf berkata bahwa Tuhan sanggup untuk menerangkan mimpi tersebut.
Views: 40