Mendatangkan Kebaikan (Jelajah PL 194)

Kejadian 45:1-8

Saudara-saudara Yusuf, terutama Yehuda, sudah berubah drastis. Mereka yang dulu sangat membenci Yusuf, sekarang sangat mengasihi Benyamin. Bahkan Yehuda rela untuk mati menggantikan Benyamin. Yusuf dapat menyadari bahwa saudara-saudaranya yang saat ini berdiri di hadapannya, telah berubah drastis. Sikap dan perilaku mereka jauh berbeda dibandingkan dua puluhan tahun yang lalu. Mereka kini telah siap menjadi nenek moyang bagi suku-suku Israel.

Menyadari semuanya itu, emosi Yusuf memuncak dan sangat terharu. Ia menyuruh semua pegawainya keluar dari rumah itu, tinggal Yusuf dan saudara-saudaranya. Setelah itu Yusuf menangis sangat keras, sampai kedengaran kepada orang Mesir dan kepada seisi istana Firaun. Kemudian Yusuf memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya, dengan berkata, “Akulah Yusuf!” Saudara-saudaranya tidak bisa berkata-kata, tidak bisa menjawab pertanyaan Yusuf. Mereka takut dan gemetar menghadapi Yusuf. Mereka ketakutan karena telah menjual Yusuf. Mereka juga sekarang ada di bawah kekuasaan Yusuf.

Saudara-saudara Yusuf tidak pernah menduga bahwa penguasa Mesir itu adalah Yusuf. Yusuf yang dikira sudah menjadi budak atau sudah mati itu, ada di depan mereka dan mereka juga telah sujud kepada Yusuf. Tuhan telah menggunakan semua peristiwa, sehingga pertemuan keluarga ini terjadi. Tuhan telah membentuk mereka dengan berbagai macam hal, sehingga mereka siap untuk menjadi nenek moyang bagi bangsa Israel, bangsa pilihan Tuhan.

Sudah sejak lama Yusuf telah mengampuni mereka. Yusuf juga sudah melihat perubahan sikap dan perilaku saudara-saudaranya. Terhadap orang-orang yang sudah berubah, Tuhan menginginkan supaya memberikan kepada mereka kesempatan dan pengampunan. Yusuf menjelaskan kepada mereka, bahwa ia telah melihat rancangan Tuhan yang indah dalam semua peristiwa ini. Tiga kali Yusuf telah menyatakan bahwa Tuhanlah yang telah menyuruhnya ke Mesir, yaitu di ayat 5, 7 dan 8. Bukan berarti saudara-saudaranya tidak bersalah. Tetapi Tuhan tetap bisa memakai semua peristiwa, untuk menyatakan rencana dan tujuan-Nya.

Yusuf mengajak saudara-saudaranya untuk tidak bersusah hati. Yusuf menceritakan bahwa akan terjadi tujuh tahun kelaparan. Pada waktu itu telah masuk tahun kedua dan masih ada lima tahun masa kelaparan. Saudara-saudaranya tidak tahu lama dari masa kelaparan itu. Karena itu Yusuf mengatakan bahwa semuanya ini adalah rancangan Tuhan, untuk menjamin kelanjutan dari keturunan Israel. Oleh penyertaan Tuhan, maka Yusuf telah menjadi bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istana dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.

Kemungkinan raja Firaun pada waktu itu masih lebih muda dari Yusuf, sehingga Yusuf dianggap sebagai bapa atas Firaun. Yusuf bisa melihat rancangan Tuhan dan bersyukur atas semua itu, meskipun peristiwa-peristiwa yang dialaminya tidak mudah. Yusuf bisa mengampuni orang-orang yang berbuat jahat kepadanya. Yusuf tidak menyimpan dendam. Yusuf selalu memandang ke depan dan menggunakan posisinya untuk mendatangkan kebaikan bagi orang-orang di sekitarnya.

Views: 34

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top