Liang Tutupan (Jelajah PL 174)

Kejadian 40:9-17

Yusuf merasa yakin bisa mengartikan mimpi itu dengan pertolongan Tuhan. Ia meminta supaya kedua pejabat itu menceritakan mimpi mereka. Yang pertama kali menceritakan mimpi itu adalah pejabat juru minuman. Mungkin juru minuman ini tahu bahwa ia bersih dan tidak memiliki niat untuk membunuh atau meracuni raja. Ia juga tidak merasa bersalah dan tidak memiliki firasat buruk atas dirinya. Ia bermimpi ada pohon anggur dengan tiga carang yang menonjol. Pohon itu cepat bertunas, berbunga dan berbuah. Ia memeras anggur itu dan menyajikannya kepada Firaun.

Yusuf mengartikan mimpi itu secara positif. Tiga carang itu melambangkan tiga hari. Dalam waktu tiga hari, juru minuman akan dikembalikan pada posisi semula. Ia akan kembali menjadi juru minuman dan akan menyajikan anggur kepada Firaun. Juru minuman yang merasa tidak bersalah tentu senang dengan arti mimpi itu. Ia tidak melakukan hal yang merugikan raja, maka ia akan mendapatkan keadilan.

Meskipun juru minuman ini tidak bersalah, tetapi Tuhan mengizinkan dia masuk ke penjara, supaya ia bertemu dengan Yusuf. Di kisah selanjutnya, ia yang akan mengingat Yusuf. Yusuf meminta supaya juru minuman raja itu membawa kasusnya kepada raja, karena Yusuf merasa tidak bersalah dengan tindakannya. Yusuf ingin mendapatkan keadilan, supaya ia segera dikeluarkan dari penjara tersebut. Yusuf menceritakan tentang perjalanan hidupnya dan menyatakan bahwa ia tidak bersalah dalam hal apapun, tetapi dimasukkan ke dalam penjara (liang tutupan).

Mendengar arti mimpi yang baik terhadap juru minuman, maka juru roti juga penasaran dengan arti mimpinya. Sebenarnya juru roti sudah memiliki perasaan yang tidak baik, karena memang ia yang ingin membunuh raja. Ia ingin mendapatkan arti yang serupa dengan mimpi juru minuman. Juru roti bermimpi, ia menjunjung tiga bakul makanan. Ada berbagai makanan di dalam tiga bakul tersebut. Ketika bakul itu ditaruh di atas kepalanya, tiba-tiba burung-burung memakan makanan tersebut.

Di Mesir, burung dianggap sebagai binatang yang suci. Karena itu, sulit untuk mengusir dan membunuh burung tersebut. Orang-orang Mesir telah membuat burung-burung itu menjadi makhluk yang suci, melebihi dari Pencipta burung itu. Sampai saat ini pun masih ada kepercayaan seperti itu, menyucikan atau mendewakan binatang-binatang tertentu, sehingga tidak diperbolehkan untuk mengganggu atau membunuh binatang tersebut.

Juru roti telah teledor, karena membiarkan makanan itu dimakan burung. Secara tidak langsung, mimpi itu menjelaskan bahwa juru roti itu memang bersalah. Seharusnya ia menutup bakul itu, tetapi tidak dilakukan. Seharusnya ia bertugas untuk melindungi raja dari makanan beracun, tetapi ia sengaja memberikan makanan yang beracun kepada tuannya.

Kemungkinan juru roti sudah khawatir tentang kesalahan dan kehidupan dia selanjutnya. Karena itu, kekhawatiran itu sampai masuk ke dalam pikiran bawah sadarnya dan akhirnya terbawa mimpi. Makanan raja tidak diperhatikan dengan baik, padahal itu adalah tanggungjawabnya.

Views: 38

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top