Ketika Melanggar Ketetapan Tuhan (Jelajah PL 14)

Kejadian 3:8-14

Sepertinya, sebelum manusia jatuh ke dalam dosa, Tuhan sering berkunjung atau datang ke taman Eden. Tuhan memang maha hadir, tetapi ia mempersonifikasikan (mewujud) seperti manusia, supaya bisa berkomunikasi dengan manusia. Pada hakikatnya, antara Tuhan dengan manusia adalah segambar dan serupa. Ketika Tuhan datang ke taman itu, manusia bersembunyi. Secara sengaja Tuhan memanggil mereka. Bukan berarti Tuhan tidak mengetahui keberadaan mereka, tetapi Tuhan bertanya untuk memberi kesempatan bagi Adam supaya menjawab.

Tuhan berharap Adam bisa datang kepada Tuhan dan mengakui segala yang telah dilakukannya. Tetapi Adam tidak melakukan itu. Tuhan yang memiliki inisitaif untuk mencari manusia yang sudah terhilang. Manusia tidak bisa menyelamatkan diri sendiri. Tuhan mencari dan manusia seharusnya merespon atau menanggapi pencarian Tuhan itu. Ketika Tuhan bertanya, “Apakah engkau makan dari buah pohon yang Kularang engkau makan itu?, sebenarnya Tuhan memberi kesempatan bagi Adam untuk mengakui dosanya itu.

Kita bisa membaca bahwa Adam tidak mau mengakui kesalahannya. Dia justru menyalahkan perempuan, bahkan menyalahkan Tuhan yang memberikan perempuan itu kepada Adam. Inilah kecenderungan kuat manusia hari ini, lebih baik melempar kesalahan kepada orang lain atau mencari ‘kambing hitam’ daripada mengakui kesalahannya. Ketika kesalahan itu dilemparkan kepada Hawa, maka Hawa langsung belajar dan melemparkan kesalahan itu kepada ular.

Tidak ada pilihan bagi Tuhan yang maha adil itu, sehingga Ia memberi hukuman kepada orang yang telah berbuat salah dan tidak mau mengakui kesalahan tersebut. Di satu sisi, Tuhan itu maha adil. Tetapi di sisi lain, Tuhan juga maha kasih. Keadilan dan kasih Tuhan berjalan beriringan, sehingga ada konsekuensi ketika kita mengambil keputusan, terutama tentang hal keselamatan kekal.

Ada orang yang mengatakan bahwa Tuhan itu maha kasih, sehingga tidak mungkin Ia mengirim manusia ke neraka. Jika Tuhan mengirimkan manusia ke neraka, mereka menilai bahwa Tuhan itu jahat. Seperti inilah konsep yang salah, pada saat belajar atau mendalami tentang hakikat serta sifat Tuhan. Selain itu, Tuhan juga maha suci. Tidak mungkin orang yang berdosa bisa bertahan di tempat yang maha suci atau bertahan di hadapan Tuhan yang suci. Orang berdosa akan hangus ketika berhadapan dengan kesucian dan kemuliaan Tuhan.

Tuhan yang maha suci tidak bisa mentoleransi dosa. Dosa tidak akan diizinkan untuk masuk ke Surga. Tuhan yang maha adil juga harus menjatuhi hukuman atas dosa. Di awal, Tuhan sudah berkata kepada Adam, pada saat Ia memberikan perintah pertama kali. Jika manusia itu memakan buah yang dilarang, maka ia akan mati. Hal itu terjadi, sesuai dengan ketetapan Tuhan. Tidak ada yang bisa menentang-Nya. Ia serius dengan perintah dan ketetapan yang telah diberikan.

Tuhan juga tidak mau disuap atau disogok. Orang mungkin akan berkata: aku akan berpuasa, aku akan berbuat baik, aku akan memberi sumbangan yang banyak dan menolong orang lain, aku akan menyakiti diri sendiri dengan cara bertapa di tempat yang sunyi. Semuanya itu tidak akan bisa mengubah keputusan Tuhan. Upah dosa adalah maut atau kematian. Itulah yang akan diberikan kepada orang berdosa.

Views: 29

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top