Kejadian 47:5-7
Pengharapan kita bukan di dunia ini, tetapi di Surga. Setiap orang yang sudah percaya kepada Yesus Kristus, ia memiliki kewarganegaraan Surga. Ia sudah dihitung sebagai warga negara Surga. Dosa-dosa orang percaya sudah diselesaikan oleh Yesus Kristus. Orang-orang percaya memiliki status sebagai orang kudus. Lebih dari pada itu, orang percaya memiliki status sebagai anak-anak Tuhan. Kita di bumi ini sebagai orang asing. Dunia ini bukan tempat permanen bagi kita. Jika kita adalah orang percaya dan sudah diselamatkan, maka kita harus mengerti tentang hal ini.
Setelah menceritakan semua tentang kehidupan keturunan Israel, maka Firaun memberikan tanah Gosyen untuk ditempati oleh keturunan Israel. Bahkan Firaun memberi kesempatan kepada mereka, jika ada di antara mereka yang tangkas dan cakap, mereka bisa menjadi pengawas bagi ternak Firaun. Orang Mesir juga perlu makan daging hasil ternak mereka. Karena itu, orang Mesir biasanya mempekerjakan orang-orang tertentu di luar Mesir, untuk menggembalakan ternak mereka.
Selanjutnya, Yusuf membawa ayahnya untuk menghadap Firaun. Yakub yang sudah tua, menghadap kepada Firaun yang usianya masih relatif muda. Kita bisa menyimpulkan bahwa Firaun pada waktu itu masih muda, dari Kejadian 45:8. Yusuf menganggap dirinya bapa atas Firaun. Jika Firaun berusia di atas Yusuf, tidak pantas bagi Yusuf untuk menjadi bapa bagi Firaun. Ketika menjabat sebagai orang penting di Mesir, Yusuf berumur tiga puluh tahun, berarti Firaun pada waktu itu masih sangat muda. Yakub sebagai orang hebat secara rohani bertemu dengan Firaun yang berkapasitas sebagai orang hebat secara duniawi.
Hal itu ternyata disadari oleh Firaun. Meskipun ia hebat secara politik dan duniawi, tetapi ia tetap tidak bisa melawan kehebatan Yakub yang memiliki kehidupan rohani dan dekat dengan Tuhan. Karena itu, Yakub bisa memohonkan berkat bagi Firaun. Yakub berdoa kepada Tuhan dan memberkati Firaun. Di dalam Ibrani 7:7 dikatakan, “Memang tidak dapat disangkal, bahwa yang lebih rendah diberkati oleh yang lebih tinggi.” Yakub menunjukkan bahwa ia lebih tinggi dibandingkan dengan Firaun.
Hal ini seharusnya juga perlu kita sadari. Keadaan rohani seseorang lebih penting daripada keadaan duniawi. Kita juga perlu sadar hal-hal yang perlu kita kejar. Jika kita ingin mendapatkan kehormatan dari Tuhan, maka yang kita kejar harusnya adalah hal-hal rohani, bukan hal-hal duniawi. Ketika kita memiliki jabatan atau kekuasaan duniawi, kita bisa dihormati oleh orang-orang dunia ini. Tetapi lebih dari pada itu, bagi kita seharusnya kehormatan dari Tuhan lebih penting dari apapun juga. Hormat manusia bisa berubah-ubah, tetapi kehormatan dari Tuhan akan berlangsung selamanya.
Hari ini seringkali kita diukur dengan standar dunia, bukan standar dari Tuhan. Penilaian orang pertama kali biasanya dari penampilannya. Seharusnya manusia dinilai dari integritas dan karakternya. Orang yang jujur, rajin dan setia, seharusnya mendapatkan penghormatan yang lebih dari yang lain. Tetapi kondisi dunia sangat berbeda dengan kehendak Tuhan. Tuhan melihat hati, tetapi manusia melihat penampilan luar. Samuel pernah melakukan hal itu, ketika disuruh oleh Tuhan untuk mengurapi salah satu anak Isai, menjadi raja.
Views: 27