Kehilangan Hak Kesulungan (Jelajah PL 206)

Kejadian 49:1-4

Di pasal ini, Yakub menyampaikan kata-kata berkat kepada anak-anaknya. Berkat yang disampaikan oleh Yakub ini diinspirasikan oleh Tuhan, karena di dalamnya juga mengandung nubuatan atas kehidupan anak-anaknya di masa yang akan datang. Yakub sudah sakit-sakitan dan hampir meninggal. Saat itu mungkin dia sudah terbaring di tempat tidur. Ia memanggil semua anak-anaknya untuk berkumpul. Yakub yakin bahwa segala sesuatu yang akan dikatakan ini adalah nubuatan dari Tuhan.

Perkataan pertama ditujukan kepada Ruben. Ia disebut sebagai anak sulung bagi Yakub. Anak sulung biasanya memiliki tempat yang khusus di dalam hati orang tua. Anak sulung adalah buah hati pertama dari keluarga. Karena itu Ruben disebut sebagai kekuatan dan permulaan kegagahan bagi Yakub. Di atas pundak anak sulung, biasanya ditaruh semua harapan orang tua. Tetapi sejarah sering mencatat bahwa banyak anak sulung memiliki kehidupan yang kacau. Misalnya: Kain, Esau, Ismail, dll. AKhirnya Tuhan memilih anak yang bukan sulung. Kesulungan belum tentu menjamin nilai kerohanian seseorang.

Di dalam keluarga Yakub, Ruben ternyata menjadi anak sulung yang gagal. Karena kesalahannya, maka Ruben tidak lagi dianggap sebagai anak sulung oleh Yakub. Ruben tidak mendapatkan hak-hak yang seharusnya didapatkan oleh anak sulung. Seharusnya anak sulung mendapatkan hak untuk menjadi nenek moyang Mesias. Selain itu, ia seharusnya menerima hak kesulungan yang lain, yaitu menerima warisan dua kali lipat. Tetapi kedua hak tersebut telah dilepas dari Ruben. Hak kesulungan itu telah diberikan kepada Yusuf dan Yusuf mendapatkan warisan dua kali lipat, yang diterima oleh Efraim dan Manasye. Hak keturunan Mesias diberikan kepada Yehuda.

Ruben gagal mendapatkan hak kesulungan karena ia telah melakukan pelanggaran moral pada masa mudanya. Pelanggaran moral dan dosa akan selalu membawa akibat yang tidak baik atau konsekuensi yang buruk. Jangan kita berpikir bahwa kita bisa melakukan dosa, kemudian lepas dari akibat dan konsekuensinya. Mungkin kita tidak merasakan dampak dan akibat negatifnya saat ini. Tetapi ketahuilah bahwa Tuhan tidak akan pernah membiarkan Diri-Nya dipermainkan.

Di dalam Galatia 6:7 dikatakan, “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.” Banyak orang tersesat dan berpikir bahwa Tuhan tidak melihat perbuatan dan perilakunya. Manusia lain mungkin tidak melihat pelanggaran dan dosa kita, tetapi kita tidak akan bisa bersembunyi dari Tuhan. Jika kita menabur dosa, maka kita juga akan menuai akibat dari dosa itu.

Ruben mendapatkan semuanya ini. Tentu hal ini tidak akan pernah dilupakan oleh Ruben. Akibat yang ditimbulkan dari pelanggaran moral di masa mudanya, membuat ia kehilangan segala sesuatu. Di dalam Kejadian 35:21-22 dikisahkan bahwa tidak lama setelah kematian Rahel, Ruben sudah tidur dengan Bilha, gundik dari ayahnya. Inilah kesalahan fatal yang telah dilakukan oleh Ruben.

Views: 32

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top