Kejadian 33:1-2
Yakub melihat Esau yang datang dengan diiringi oleh empat ratus orang. Yakub belum tahu isi hati Esau. Yakub mengambil langkah dan strategi yang bijaksana untuk mengamankan keluarganya dan dirinya. Ini menjadi contoh juga bagi kita. Bersamaan dengan doa kita kepada Tuhan, kita juga perlu melakukan tanggungjawab kita, sesuai dengan segala sesuatu yang Tuhan sudah berikan kepada kita. Setiap orang diberikan akal budi dan potensi untuk berpikir dan melakukan sesuatu. Tuhan juga memberikan hati nurani, supaya kita terus berdoa dan berharap kepada Tuhan. Kedua hal ini harus berjalan beriringan.
Misalnya, kita berdoa supaya kita diberkati Tuhan dalam hal materi. Hal ini bukan berarti bahwa seluruh waktu kita digunakan hanya untuk berdoa tanpa melakukan sesuatu. Tuhan menginginkan supaya kita berusaha dan bekerja, menggunakan akal budi dan kekuatan dan potensi kita untuk melakukan segala sesuatu dengan baik serta bertanggungjawab. Tuhan akan memberkati kita pada saat kita berusaha yang disertai dengan doa serta ucapan syukur.
Ketika kita bekerja, kita berdoa supaya Tuhan menuntun kita dengan baik. Ketika kita melakukan pekerjaan seturut dengan kehendak Tuhan dan setia, kita bekerja keras dan bekerja dengan jujur, Tuhan akan memakai pekerjaan kita untuk menjadi saluran berkat. Hal seperti ini seharusnya terjadi dalam setiap aspek kehidupan kita. Kita harus melaksanakan tugas dan tanggungjawab kita dengan sebaik-baiknya. Segala sesuatu yang di luar kendali kita, kita serahkan kepada Tuhan di dalam doa dan ucapan syukur.
Yakub mengatur semuanya sedemikian rupa. Hari sebelumnya, Yakub sudah membagi rombongannya menjadi dua, yaitu harta benda dan keluarganya. Saat ini, rombongan keluarganya dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama yang terdepan adalah kedua gundiknya dengan anak-anak mereka. Kelompok kedua adalah Lea dengan anak-anaknya. Kelompok ketiga adalah Rahel dan Yusuf di bagian paling belakang.
Kelompok-kelompok ini menggambarkan prioritas yang diberikan oleh Yakub. Mungkin kelompok-kelompok ini menyadari akan hal itu. Orang yang paling dikasihi oleh Yakub adalah Rahel dan Yusuf, karena berada di kelompok paling belakang. Yakub seharusnya belajar dari ayahnya yang telah membedakan antara anak yang dikasihi dengan yang kurang dikasihi. Tetapi sepertinya Yakub tidak bisa lepas dari kebiasaan itu.
Hal ini menjadi pelajaran sekaligus peringatan bagi kita yang memiliki anak-anak. Sebagai orangtua, seringkali anak-anak kita akan mencontoh sikap, perilaku dan keputusan-keputusan kita. Karena itu, kita harus berhati-hati. Anak-anak tidak hanya memperhatikan perkataan kita, tetapi mereka juga akan mengikuti langkah dan perilaku kita. Yakub telah melihat Ishak yang membeda-bedakan anaknya. Pada akhirnya Yakub melakukan hal yang sama.
Meskipun awalnya, ketika Ishak melakukan pilih kasih terhadap anaknya, Yakub merasa kesal. Tetapi pada saat Yakub menjadi orangtua, ia tanpa sadar melakukan hal yang sama. Hal ini tidak bisa dihindari. Karena itu, supaya kehidupan anak-anak kita lebih aman, maka segala sesuatu yang kita katakan seharusnya sama atau selaras dengan semua yang kita lakukan.
Views: 40