Kejadian 36:1-6
Alkitab mencatat mengenai keturunan Esau. Dicatat ada tiga istri Esau, yaitu Ada (anak Elon), Oholibama (anak Ana) dan Basmat (anak Ismael, adik Nebayot). Sedangkan di dalam Kejadian 26:34 disebutkan bahwa istri Esau bernama Yudit (anak Beeri orang Het) dan Basmat (anak Elon orang Het). Dari dua catatan ini, sepertinya ada pertentangan satu dengan yang lain. Demikian juga di dalam Kejadian 28:9 dicatat bahwa istri Esau adalah Mahalat (anak Ismael, adik Nebayot). Apakah terjadi kesalahan dalam pencatatan Alkitab?
Sebenarnya nama-nama itu berbeda dengan orang yang sama. Artinya, satu orang bisa memiliki beberapa nama. Nama Ada dan Basmat adalah dua nama dari satu orang. Yudit dan Oholibama adalah dua nama dari satu orang. Nama Basmat dan Mahalat adalah dua nama dari satu orang. Pada waktu itu, sangat lazim bagi orang-orang untuk memiliki lebih dari satu nama. Ada kebiasaan juga bahwa perempuan-perempuan yang menikah, diberi nama baru. Dari para istri Esau ini, bisa disimpulkan bahwa Esau sangat tidak percaya kepada Tuhan.
Yakub dan Esau tidak bisa tinggal bersama. Esau pergi dari tanah Kanaan. Esau menggambarkan seorang yang hidup di tengah orang percaya, tetapi tidak diselamatkan. Ia sudah mendengarkan kebenaran secara terus menerus, tetapi tidak pernah mau menerima kebenaran itu dan memilih menjadi orang yang menjauhi Tuhan. Akhirnya ia hilang bersama dengan pengaruh dunia fana. Sebenarnya Esau berada di keluarga yang menguntungkan, tetapi dia tidak mengambil kesempatan itu dengan sebaik-baiknya.
Esau tidak peduli dengan kebenaran yang disampaikan oleh ayah dan ibunya. Ia bahkan tidak mau mengikuti saran orangtuanya supaya tidak memperistri orang Kanaan. Esau lebih peduli dengan hal-hal duniawi, peduli terhadap berkat materi. Kondisi yang dialami oleh Esau, saat ini juga banyak dialami, termasuk oleh orang Kristen. Kepentingan materi dan duniawi lebih memikat dibandingkan dengan kepentingan rohani.
Esau menjadi orang yang sangat menyedihkan. Ketika seseorang tidak diselamatkan, maka ia akan berubah menjadi orang yang tidak benar. Di dalam Ibrani 12:16 dikatakan, “Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.” Esau memiliki tingkat moral yang rendah, karena memang ia tidak mau menjadi orang yang benar. Jika tidak ada Roh Tuhan padanya, maka tidak ada yang mendorongnya untuk hidup dalam hukum-hukum Tuhan.
Jika kita ingin memiliki anak yang moralnya tinggi, maka kita harus memastikan bahwa anak kita sudah bertobat dan diselamatkan. Orang yang sudah bertobat akan mengalami kelahiran kembali. Jika hatinya terpaut pada Tuhan, maka hidupnya pun akan berubah, mengikuti kehendak Tuhan. Banyak orang yang tahu tentang Yesus Kristus, tetapi tidak menghidupi kehidupan Kristus di dalam dirinya. Banyak orang bisa dengan mudah menyebut nama Yesus, tetapi tidak mudah untuk hidup menjadi murid-Nya.
Views: 29