Cara Abram Menyelesaikan Perselisihan (Jelajah PL 54)

Kejadian 13:5-8

Kekayaan yang melimpah, yang didapatkan dari Mesir, ternyata tidak mendatangkan hal yang baik, tetapi mendatangkan hal yang buruk. Harta benda itu mendatangkan perselisihan di antara mereka. Sekilas, sepertinya pergi ke Mesir merupakan keputusan yang tepat, karena mereka menjadi sangat kaya raya. Tetapi sebenarnya tidaklah demikian. Harta yang didapat dari Mesir menjadi pemicu pemisahan antara Abram dan Lot.

Dengan banyaknya harta benda yang pada waktu itu diukur dengan jumlah binatang ternak, maka lahan semakin tidak cukup. Mulailah terjadi perselisihan dan perkelahian antara para gembala Abram dan para gembala Lot. Dua orang percaya yang masih keluarga, terlibat dalam perselisihan karena harta. Dalam hal ini, Abram memberi contoh kepada kita untuk menyelesaikan perselisihan ini. Abram mengatakan bahwa tidak baik jika mereka berselisih, apalagi mereka masih kerabat.

Ini adalah konsep atau prinsip yang perlu dipegang oleh orang percaya, bahwa jika memungkinkan, kita sebaiknya menghindari pertengkaran sesama kerabat dan sesama saudara seiman. Kita harus berusaha hidup dalam perdamaian. Di dalam Roma 12:18, ditulis prinsip kebenaran firman Tuhan, “Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!” Tuhan menginginkan kita hidup berdamai dengan semua orang. Abram telah menerapkan prinsip itu.

Hari ini sepatutnya kita tidak bertengkar atau berselisih dengan sesama saudara kita yang seiman. Sedapat mungkin kita malah berdamai dengan semua orang. Di dalam 1 Korintus 6:1-9 diceritakan bahwa jemaat Korintus melakukan hal yang sangat berbeda dengan tindakan Abram. Perselisihan yang terjadi di Korintus justru diperdebatkan secara terbuka, sehingga yang bukan jemaat pun akhirnya mengetahui perselisihan itu. Bahkan, orang-orang yang tidak percaya pun ikut terlibat dalam perselisihan itu, dengan cara pergi ke pengadilan.

Paulus melihat hal itu sebagai sesuatu yang memalukan. Orang percaya, jika ada perselisihan, seharusnya bisa menyelesaikan perselisihan itu dengan baik. Jika tidak bisa diselesaikan sendiri, paling tidak mencari orang percaya lain, yang bisa menolong, bukan meminta tolong kepada orang yang tidak percaya kepada Yesus Kristus. Cara penyelesaian akan sangat berbeda. Paulus mengatakan bahwa lebih baik menanggung sedikit kerugian daripada nama Yesus dicemarkan.

Abram memberi contoh yang baik kepada kita. Dia berinisiatif untuk mengakhiri perselisihan itu, sebelum hal itu meluas. Pada waktu itu, baru gembala-gembala mereka yang bertengkar. Abram tidak mau, mereka sendiri, antara paman dan keponakan yang akhirnya bertengkar. Abram melakukan persis seperti prinsip yang disampaikan oleh Paulus. Lebih baik Abram menanggung kerugian daripada permasalahan itu tidak selesai.

Sebenarnya tidak mudah bagi Abram untuk melakukan hal itu. Ia lebih tua dari Lot. Ia sepantasnya lebih dihormati dan dituakan. Abram memiliki hak dan kuasa yang lebih daripada Lot. Tetapi, Abram memilih dan memutuskan untuk mengalah, karena kerugian akan lebih banyak jika ia tetap bertahan untuk tidak mengalah.

Views: 33

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top