Ayah Yang Gagal (Jelajah PL 145)

Kejadian 34:13

Ketika ayah sebagai keluarga gagal menjadi pemimpin rohani, maka kekacauan akan timbul dalam rumah tangga tersebut. Faktanya, sebagian besar ayah pada hari ini telah gagal menjadi pemimpin rohani dalam keluarganya masing-masing. Mereka tidak tahu segala sesuatu yang Tuhan inginkan atas keluarga mereka. Banyak ayah yang gagal menjadi pemimpin rohani, karena mereka sendiri tidak rohani. Keadaan seperti ini sangat disayangkan.

Di satu sisi, banyak juga istri yang tidak memposisikan suaminya menjadi pemimpin dan kepala keluarga. Para istri justru ingin menjadi pemimpin dalam keluarga tersebut. Padahal firman Tuhan dengan jelas memberi petunjuk bahwa suami adalah kepala dari istri, kepala rumah tangga. Di keluarga Yakub, istri-istri Yakub lebih banyak berperan. Mereka seringkali memaksa Yakub untuk melakukan sesuatu, sedangkan Yakub tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak berani mengambil sikap.

Jika pembaca renungan ini ada perempuan-perempuan Kristen atau istri-istri Kristen yang ingin memuliakan Tuhan, izinkanlah dan doronglah suamimu untuk menjadi pemimpin di dalam keluargamu. Suami harus diberi wibawa, supaya bisa memimpin dan membimbing secara keseluruhan, dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan rohani. Jika istri yang menjadi pemimpin rumah tangga, padahal di dalamnya ada suami, maka kekacauan akan timbul dalam keluarga itu.

Di dalam keluarga Yakub, hal ini berakibat sangat fatal. Yakub tidak berkata apa-apa di hadapan Hemor dan tidak bisa berbuat apa-apa. Yakub terkesan membiarkan anak-anaknya menghadapi permasalahan itu. Karena Yakub diam, maka anak-anaknya yang mengambil alih kepemimpinan keluarga itu. Jika kita gagal menjadi pemimpin keluarga atas dasar firman Tuhan, maka orang lain akan mengambil alih kepemimpinan itu.

Seringkali orangtua gagal memimpin anak-anaknya. Anak-anaknya bisa berbuat apa saja. Keinginan anak tidak bisa ditolak. Akhirnya orangtua yang mengikuti anaknya, bukan orangtua mengajar anak. Situasi yang seperti ini akan menjadi lebih parah. Ketika Yakub tidak bisa melakukan tugasnya, maka kepemimpinan keluarga itu diambil alih oleh anak-anaknya. Rencana yang disampaikan oleh anak-anak Yakub ini sangat cerdik tetapi juga sangat jahat.

Tidak tercatat siapa sebenarnya yang merencanakan kejahatan itu. Tetapi selanjutnya bisa kita dapati bahwa Simeon dan Lewi yang melaksanakan rencana itu. Ruben dan Yehuda tidak tercatat dalam peristiwa ini. Mereka berdua sepertinya tidak ingin terjadi penumpahan darah. Simeon dan Lewi telah berencana untuk membunuh Hemor dan Sikhem serta menghancurkan kota tersebut. Memang, jika hanya Sikhem yang terbunuh, maka keluarga Yakub akan terancam.

Dalam hal ini, segala sesuatu yang sudah direncanakan oleh anak-anak Yakub tidak bisa dibenarkan. Mereka tidak meminta pendapat ayahnya. Mereka juga tidak meminta petunjuk dari Tuhan. Mereka melakukan atas dasar sakit hati dan balas dendam. Mereka pada akhirnya bertindak dalam amarah dan kekejaman. Mereka merencanakan untuk menyunat semua laki-laki dewasa di kota itu, kemudian membunuh mereka.

Views: 29

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top