Tertawa Bahagia (Jelajah PL 85)

Kejadian 21:2-7

Abraham menantikan janji Tuhan selama kurang lebih dua puluh lima tahun. Di dalam Roma 4:16-22 dicatatkan mengenai penantian Abraham ini. Meskipun sepertinya tidak ada dasar untuk berharap karena ia sudah sangat tua, Sara sudah tertutup rahimnya, tetapi ia tetap percaya. Kita dengan segala dosa dan pelanggaran kita, tidak ada cara untuk bisa masuk ke Surga. Tetapi kita bisa percaya kepada Yesus Kristus, sehingga pengharapan itu tetap ada pada kita.

Apapun dan bagaimana pun situasi kita saat ini, kita seharusnya tetap percaya kepada Tuhan. Kita tetap mengandalkan Tuhan dan berharap sepenuhnya kepada Dia. Di dalam Galatia 3:16-18 dinyatakan bahwa hal seperti itu adalah gambaran dari hal yang rohani. Abraham mendapatkan Ishak bukan karena hukum Taurat, tetapi karena janji. Pada waktu itu, hukum Taurat belum disampaikan Tuhan kepada manusia. Saat ini, kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik kita, tetapi karena iman.

Selanjutnya Sara mengandung dan ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham di masa tuanya. Tentu Sara sangat berbahagia, karena janji itu digenapi oleh Tuhan di masa yang tidak bisa dibayangkan oleh manusia. Ketika Tuhan menyatakan penggenapan janji-Nya itu, sepertinya Tuhan memperbaharui tubuh Sara. Sebelumnya Sara sudah ditutup rahimnya, tetapi dibuka kembali oleh Tuhan. Abraham yang sudah lemah, tubuhnya juga diperbaharui oleh Tuhan. Di pasal sebelumnya, kita bisa membaca bahwa Sara masih terjaga kecantikannya, sehingga raja Abimelekh masih menginginkan Sara untuk menjadi istrinya.

Ketika Tuhan memperbaharui tubuh Abraham, maka ia tidak hanya memiliki seorang anak saja. Selain Ishak, Abraham di kemudian hari memiliki enam anak yang lain, setelah Sara meninggal dunia. Dari sini kita melihat bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Anak kandung Abraham yang lahir dari Sara diberi nama Ishak. Setelah umur delapan hari, Ishak disunat, seperti yang telah diperintahkan oleh Tuhan kepada Abraham.

Arti nama Ishak adalah tertawa. Sepertinya, setiap kali Abraham dan Sara melihat bayi Ishak, mereka akan teringat bahwa mereka pernah tertawa tentang janji Tuhan. Baik Abraham maupun Sara, mereka pernah tertawa ketika Tuhan menjelaskan janji-Nya kepada mereka. Di dalam Keluaran 17:17 dijelaskan bahwa Abraham pernah tertunduk dan tertawa. Di dalam Kejadian 18:12 dijelaskan Sara juga tertawa. Setelah Ishak lahir, pasti mereka juga tertawa bahagia.

Pada waktu Ishak lahir, Abraham telah berumur seratus tahun. Mereka pasti sangat berbahagia mendapatkan penggenapan janji Tuhan. Sara tidak lagi merasa rendah diri. Dia mulai percaya diri, meskipun mungkin ia menjadi pembicaraan bagi banyak orang. Karena itu Sara berkata, “Allah telah membuat aku tertawa; setiap orang yang mendengarnya akan tertawa karena aku.”

Memang sukar untuk dibayangkan, bahkan di segala zaman, ada seorang nenek yang telah tertutup rahimnya akhirnya bisa melahirkan anak. Hanya Sara yang mendapatkan kesempatan ajaib, melahirkan seorang anak laki-laki di masa tuanya.

Views: 26

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top