Abraham dan Abimelekh (Jelajah PL 87)

Kejadian 21:15-34

Ketika Hagar dan Ismael tersesat di padang gurun, maka mereka kehabisan air dan Hagar membuang Ismael ke bawah semak-semak. Hagar sudah putus asa, sudah duduk agak jauh dari Ismael. Hagar tidak tahan melihat Ismael yang sudah sekarat, karena kekurangan air. Pada saat itu, Hagar menangis dengan suara nyaring.

Ketika Tuhan mendengar tangisan Ismael, Tuhan tidak tinggal diam. Malaikat Tuhan berseru dari langit kepada Hagar, “Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia terbaring.” Tuhan sendiri sudah berjanji kepada Abraham bahwa Ismael pun akan menjadi bangsa yang besar. Selanjutnya malaikat itu menguatkan Hagar, menyuruhnya bangun, mengangkat Ismael dan membimbing dia.

Lalu Tuhan membuka mata Hagar, sehingga ia bisa melihat sumur, yang sebelumnya tidak ia lihat. Seringkali hal-hal yang mendasar tidak kita lihat, sehingga Tuhan sampai membukakan mata kita. Terkadang diperlukan mata rohani untuk melihat hal-hal yang jasmani. Dari sumur itu, hagar mengisi kirbatnya dengan air, kemudian memberi anaknya minum. Tuhan menyertai Ismael, sehingga ia bertambah besar. Ia menetap di padang gurun dan menjadi seorang pemanah.

Abraham telah memisahkan Ishak dan Ismael. Anak yang satu berasal dari perempuan merdeka, anak yang lain berasal dari hamba. Hal itu yang dijelaskan di dalam Galatia 4:21-28, menjadi kiasan yang dijelaskan oleh Paulus. Ishak dan Ismael menjadi gambaran bagi pertentangan besar antara orang-orang yang mengandalkan iman dengan yang mengandalkan hidup di bawah hukum Taurat. Selanjutnya Ismael menjadi bangsa yang besar, karena dia memiliki keturunan yang banyak. Ia tinggal di padang Paran dan Hagar mengambil seorang istri baginya dari tanah Mesir.

Abraham menjadi orang yang sangat kaya dan menjadi kesaksian bagi orang-orang di sekitarnya. Karena Abraham takut akan Tuhan, maka ia menjadi penerang bagi yang lain. Abimelekh sendiri yakin bahwa Abraham adalah orang yang spesial. Karena itu, Abimelekh ingin mengikat janji dengan Abraham. Ia takut suatu saat Abraham menjadi semakin besar dan membahayakan dirinya dan negerinya.

Abimelekh adalah cikal bakal dari Filistin. Kita bisa membaca bahwa orang Filistin ini akan menjadi musuh berat Israel. Pada awalnya Abraham dan Abimelekh memiliki hubungan yang baik. Bahkan mereka saling berjanji untuk tidak saling mencelakai. Tetapi bangsa Filistin telah terlebih dahulu melanggar janji itu dengan cara menyerang terlebih dulu bangsa Israel. Tetapi ratusan tahun sebelum itu, sebelum ada bangsa Filistin dan bangsa Israel, Abraham dan Abimelekh telah menjadi rekan yang baik.

Abraham dan Abimelekh berusaha untuk menyelesaikan persoalan di antara mereka, terutama mengenai sumur. Abraham memberi tujuh anak domba sebagai bukti bahwa sumur itu digali oleh Abraham. Tempat itu kemudian diberi nama Bersyeba yang artinya sumur sumpah atau sumur tujuh. Di sana Abraham memanggil Tuhan yang kekal (El-Olam), tidak berawal dan tidak berakhir. Janji keturunan sudah digenapi oleh Tuhan, tetapi janji tanah belum digenapi, sehingga Abraham dicatat tinggal sebagai orang asing di negeri orang Filistin.

Views: 10

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top