Dominasi Pengaruh Buruk (Jelajah PL 80)

Kejadian 19:30-38

Istri Lot lebih mementingkan hartanya. Mungkin ia teringat dengan banyaknya harta benda yang telah ditinggalkannya dan telah musnah oleh malapetaka itu. Seperti perkataan Yesus, yang seharusnya kita ingat, “Di mana hartamu berada, di situ hatimu berada.” Kita bisa melihat dan merenungkan kisah hidup kita, sebenarnya Tuhan atau harta yang kita pentingkan di dalam hidup kita ini. Tidak ada habisnya manusia mencari harta. Ketika kita sudah mendapatkan sesuatu, kita akan ingin hal yang lain lagi, demikianlah seterusnya, jika kita tidak bisa menahan keinginan kita.

Orang yang mengejar harta duniawi, tidak akan mementingkan aspek rohani. Ia akan sukar untuk datang kepada Tuhan. Orang-orang ini akan memiliki hati seperti istri Lot. Karena itu Tuhan ingin kita mengingat istri Lot, yang telah mengalami semua itu. Di dalam Yudas 1:7 dikatakan, “… sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.”

Di dalam 2 Petrus 2:6-14 dijelaskan bahwa Lot adalah orang benar, sehingga ia pasti diselamatkan oleh Tuhan. Tetapi dia memilih jalan yang salah, yaitu hidup di tengah-tengah orang yang keji dan bejat. Sebenarnya hidup Lot menderita, karena setiap hari ia harus melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan jahat yang dilakukan oleh orang-orang di kota Sodom. Jiwanya tersiksa, tetapi itulah pilihannya.

Ketika Lot lari ke Zoar, sepertinya penduduk Zoar curiga kepada Lot. Karena itu Lot akhirnya menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan. Ia tidak berani tinggal di Zoar. Di pegunungan itu, Lot tinggal di sebuah gua beserta dengan kedua anak perempuannya. Ketika di pengunungan itu, terjadi peristiwa baru. Sepertinya anak perempuan Lot belum bisa lepas dari cara hidup orang-orang Sodom. Mereka sudah keluar dari kota Sodom, tetapi pikiran atau konsep kehidupan di Sodom masih melekat di pikiran mereka.

Kedua anak perempuan Lot itu akhirnya bersetubuh dengan ayah mereka. Memang pada waktu itu belum ada aturan mengenai persetubuhan antara ayah dengan anak. Pada saat itu, perkawinan antara keluarga dekat masih sering terjadi. Tetapi, ketika ini dilakukan antara ayah dengan anak, secara natural memang aneh. Secara hati nurani, seharusnya mereka tahu bahwa perbuatan itu tidak baik. Kedua anak perempuan Lot ini memang sepertinya tidak memiliki iman, bahwa Tuhan mampu menyediakan mereka suami dan keturunan.

Mereka mengambil tindakan sendiri, membuat ayah mereka mabuk dan akhirnya bersetubuh dengan ayahnya. Ini adalah buah dari pilihan dan perbuatan Lot. Memang ia sudah diselamatkan karena disebut sebagai orang benar. Tetapi orang benar pun sering mengambil keputusan yang salah. Mereka membiarkan pengaruh-pengaruh yang salah untuk mendominasi hidup mereka, sehingga keluarganya kacau balau.

Jika kita tidak mengontrol segala sesuatu yang bisa memengaruhi keluarga kita, maka kita akan terkejut ketika kita mendapati anak atau keluarga kita tidak mau patuh dengan kita. Jika kita tidak pernah mau tahu pergaulan anak kita, apa yang mereka dengar dan baca, maka akan membuahkan sesuatu yang tidak baik dan bahkan akan mengagetkan kita.

Views: 36

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top