Wahyu 19:3-8
Untuk kedua kalinya, suara nyaring dari Surga itu berkata: “Haleluya! Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya.” Asap dari kota Babel itu naik terus menerus. Eropa saat ini memilih sendiri lambang mereka, yaitu perempuan yang menunggang binatang. Tidak diberitahu kenapa persis seperti yang tertulis di dalam Wahyu. Kita juga tidak tahu persis, apakah semuanya ini akan menjadi penggenapan terhadap nubuatan yang telah tertulis di dalam Alkitab.
Kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk, yang telah kita bahas di pasal-pasal sebelumnya, mereka tersungkur dan menyembah Tuhan yang duduk di atas takhta itu. Mereka berkata: “Amin, Haleluya.” Mereka adalah makhluk surgawi yang senantiasa memuji dan menyembah Tuhan. Mereka selalu berada di hadirat Tuhan. Mereka diciptakan untuk memuliakan Tuhan. Mereka melakukan sembah sujud kepada Tuhan serta melantunkan puji-pujian.
Selanjutnya, kedengaranlah suatu suara dari takhta itu: “Pujilah Tuhan kita, hai kamu semua hamba-Nya, kamu yang takut akan Dia, baik kecil maupun besar!” Hanya kepada Tuhan saja kita patut menyampaikan puji-pujian. Hanya Dia yang layak untuk menerima pujian umat-Nya. Karena Tuhan telah sangat mengasihi kita, maka kita patut memuji dan menyembah-Nya. Kita memberi respon yang positif kepada Dia.
Lalu Yohanes mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: “Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.” Orang-orang percaya sepanjang zaman telah berkumpul. Ini adalah saat-saat menjelang masuk pada masa kerajaan seribu tahun. Kita akan memerintah bersama-sama dengan Yesus Kristus (bdg. Wahyu 1:6).
Pada saat kerajaan seribu tahun, kita akan menjadi raja-raja sekaligus para imam. Di zaman gereja pada saat ini, tidak ada jabatan imam lagi. Pada saat Yesus disalibkan, tabir Bait Suci terbelah menjadi dua, sehingga tidak ada lagi sekat-sekat yang memisahkan ruang kudus dan maha kudus. Pada waktu itu Tuhan Yesus telah menjadi Imam Besar bagi orang percaya. Sebagai orang percaya, kita bisa langsung menghadap Imam Besar tersebut. Status orang percaya adalah sebagai imam atas dirinya sendiri, imamat yang rajani.
Marilah kita bersukacita dan bersora-sorai, dan muliakanlah Dia! Hari kemenangan telah tiba. Hari bebas dari semua penderitaan, karena penganiayaan orang kudus sudah dibalaskan oleh Tuhan. Kita memuji Dia, karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba. Pengantin-Nya telah siap sedia, yaitu jemaat (kumpulan orang-orang percaya) yang telah diangkat oleh Tuhan.
Kepada pengantin itu, dikaruniakan pakaian dari kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih. Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus. Mengenai perkawinan ini, kita diingatkan pada Matius 25:1-13, yang mencatat tentang peristiwa lima gadis bijaksana dan lima gadis bodoh. Di Efesus 5:22-33 dijelaskan bahwa Kristus adalah mempelai laki-laki, sedangkan jemaat adalah mempelai perempuan.
Views: 26