Wahyu 19:8-10
Mengenai pesta perkawinan ini, sebenarnya mempelai perempuan sedang dikumpulkan di bumi. Mempelai perempuan itu adalah gambaran jemaat. Di dalam jemaat, ada anggota-anggota jemaat yang berkumpul. Jemaat atau gereja adalah kumpulan orang-orang yang sudah percaya kepada Yesus Kristus, yang telah keluar dari belenggu dosa dan masuk ke dalam terang Kristus. Jika ada anggota jemaat yang tidak menggunakan pakaian pesta (menjadi Kristen tetapi tanpa pertobatan), maka ia tidak termasuk dalam kumpulan itu.
Jemaat inilah yang diangkat oleh Tuhan. Anggota jemaat, yang telah mengaku Kristen tetapi belum mengalami pertobatan, ia akan tertinggal. Dia tidak dihitung sebagai kumpulan dari anggota jemaat itu. Dia tidak terhitung sebagai mempelai perempuan. Di akhir masa kesusahan besar, akan ada pesta perkawinan Anak Domba.
Jika dikaitkan dengan kisah di dalam Matius 25:1-13, maka gadis bijaksana dan gadis bodoh itu bukan mempelai perempuan. Mereka adalah tamu undangan. Gadis bijaksana dan gadis bodoh itu bisa ditafsirkan sebagai bangsa Yahudi, bukan sebagai mempelai perempuan. Kita bisa melihat, yang menjadi mempelai perempuan adalah jemaat.
Suara itu berkata kepada Yohanes: “Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.” Saat ini undangan itu sedang dibagikan. Renungan ini juga bagian dari undangan. Barangsiapa mau datang kepada Tuhan, bertobat dan percaya kepada-Nya. Kenakanlah kain lenan halus, berubahlah oleh pembaharuan budimu. Kita menjadi bagian dari orang kudus, yaitu orang yang sudah bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Banyak yang diundang, tetapi sebagian besar tidak mau datang karena banyak alasan. Sampai hari ini, banyak orang menolak undangan itu.
Ketika suara itu menyebutkan bahwa perkataan itu berasal dari Tuhan, maka Yohanes tersungkur dan ingin menyembah malaikat itu. Tetapi malaikat itu berkata: “Jangan berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama seperti engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat.” Perkataan Tuhan adalah kebenaran. Karena itu, kita harus sungguh-sungguh mempercayainya.
Malaikat tidak berani menerima penyembahan dari manusia. Berbeda dengan malaikat yang sudah memberontak, seperti Lucifer, dia ingin sekali disembah. Dia ingin sekali menyaingi Tuhan. Itulah bentuk kedurhakaan Lucifer kepada Tuhan. Malaikat yang benar, yang memuliakan Tuhan, tidak akan mau disembah. Malaikat itu bahkan menyamakan diri seperti manusia, yang memiliki kesaksian tentang Yesus Kristus.
Kita sebenarnya bisa melihat beberapa peristiwa di Perjanjian Lama. Jika yang muncul adalah Kristofani (penampakan Yesus sebelum lahir dalam daging) atau Theofani, maka Ia akan menerima penyembahan dari manusia. Ia telah menerima penyembahan dari Abraham. Tetapi jika ia malaikat, maka ia tidak akan mau menerima penyembahan dari manusia.
Views: 38