Wahyu 9:1-4
Setelah itu, pintu lombang jurang maut dibuka. Setelah pintu terbuka, naiklah asap dari lobang tersebut seperti asap tanur besar. Matahari dan angkasa menjadi gelap oleh asap lobang maut itu. Di dalam 2 Petrus 2:4 dikatakan, “Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman.”
Malaikat kelima meniup sangkakalanya dan Yohanes melihat sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi. Nampaknya bintang yang dimaksudkan ini bukan bintang secara literal (bintang yang sebenarnya), tetapi bintang ini adalah gambaran dari malaikat. Malaikat yang jatuh itu diberi anak kunci lobang jurang maut. Ini adalah kiasan Iblis, yaitu malaikat yang memberontak kepada Tuhan, kemudian dilemparkan ke atas bumi.
Kata yang digunakan sama, antara neraka dengan jurang maut. Neraka tempat malaikat dihukum itu dibuka. Akibatnya asap yang sangat tebal keluar dari lobang tersebut. Bahkan dari asap itu, berkeluaranlah belalang-belalang ke atas bumi dan kepada mereka diberi kuasa (kekuatan) sama seperti kuasa kalajengking-kalajengking di bumi. Jika kalajengking hanya bisa jalan tetapi memiliki bisa (racun) yang disengatkan, maka belalang lebih dari itu, dapat terbang ke berbagai tempat dengan bebas. Perpaduan antara belalang dengan kalajengking ini mengakibatkan malapetaka yang dahsyat.
Sekali lagi, sebagai orang percaya kita patut bersyukur kepada Tuhan. Kita sudah terangkat dan tidak mengalami hal-hal menakutkan seperti itu. Kita tidak bisa membayangkan bagaimana orang-orang menyelamatkan diri dari sengatan kalajengking yang bisa terbang dan melompat ke sana ke mari seperti belalang itu. Kita tidak bisa menyelamatkan diri dari sengatan itu. Kita tidak akan mendapatkan perlindungan apapun, jika kita masuk dalam penganiayaan besar. Karena itu, segeralah bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus.
Kepada kalajengking atau belalang itu dipesankan supaya mereka jangan merusak rumput-rumput di bumi atau tumbuh-tumbuhan ataupun pohon-pohon. Mereka diberi pesan untuk menyengat manusia yang tidak memakai meterai Tuhan di dahinya. Di pasal 7 telah dijelaskan bahwa ada seratus empat puluh empat ribu orang Yahudi yang sudah dimeteraikan oleh Tuhan. Kemungkinan besar meterai yang disematkan ini bukan meterai yang menempel di dahi mereka. Jika mau disamakan seperti orang percaya, di dalam Efesus 1:13 dijelaskan bahwa meterainya adalah Roh Kudus.
Meterai itu tidak nampak, tetapi binatang itu bisa membedakan orang-orang yang dimeteraikan oleh Tuhan dan yang tidak. Ketika Tuhan mendatangkan malapetaka di bumi, Dia selalu membedakan milik-Nya. Hal ini sama seperti pada zaman Musa pada saat berada di tanah Mesir. Ketika Tuhan mendatangkan malapetaka di Mesir, Tuhan selalu memberi tanda kepada umat-Nya, sehingga umat-Nya selalu selamat dari malapetaka itu. Tulah-tulah yang terjadi di Mesir hanya dialami oleh bangsa Mesir dan tidak dialami oleh bangsa Israel.
Views: 22