Kedegilan Hati Yang Hakiki (Jelajah PB 1081)

Wahyu 9:19-21

Kuasa kuda-kuda itu terdapat di dalam mulutnya dan di dalam ekornya. Ekornya sama seperti ular, mereka berkepala dan dengan kepala mereka itu mereka mendatangkan kerusakan. Tidak ada peperangan yang menyenangkan. Peperangan akan menghancurkan banyak hal dengan sangat cepat. Peperangan bisa membuat orang mati dan terluka.

Setelah sebagian besar malapetaka dahysat itu terjadi, ternyata orang-orang yang tidak mati oleh malapetaka itu, mereka tidak juga bertobat dari perbuatan tangan mereka. Mereka tidak berhenti menyembah roh-roh jahat dan berhala-berhala dari emas dan perak, dari tembaga, batu dan kayu yang tidak dapat melihat atau mendengar atau berjalan. Mereka juga tidak bertobat dari pembunuhan, sihir, percabulan dan pencurian.

Cara berpikir manusia telah benar-benar rusak. Mereka telah dirusak oleh Iblis yang telah mengajarkan berbagai macam konsep yang salah dan sesat. Malapetaka tidak serta merta membuat orang bertobat. Mujizat yang dahsyat pun tidak serta merta membuat orang bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Lihatlah, jika manusia sudah keras kepala dan degil hatinya, maka tidak ada lagi yang bisa membuatnya berubah.

Penting bagi kita untuk terus introspeksi dan menyelidiki hati. Kita juga perlu menyelidiki kepercayaan serta iman kita. Jangan sampai kita beriman kepada sesuatu yang salah atau menyesatkan. Jika kita sudah percaya pada kesalahan, maka kita akan sulit untuk berubah. Tidak mudah untuk mengubah pola pikir kita yang sudah turun temurun dan mendarah daging. Menyelidiki hati dan pengajaran diperlukan, supaya hati kita tetap terbuka untuk mendapatkan hal-hal yang baru, yang mungkin bisa memperbaharui pikiran dan perilaku kita.

Orang yang hidup dalam kebenaran firman Tuhan, tidak perlu takut untuk mendapatkan pertentangan atau kritikan iman. Kita bisa mempertanggungjawabkan kebenaran yang kita yakini. Jika ternyata kebenaran yang kita yakini itu salah, kita juga terbuka hati untuk mengoreksinya. Kita harus terus menerus menjaga sikap itu, dengan dasar Alkitab sebagai firman Tuhan. Orang percaya tidak cukup membaca Alkitab, tetapi perlu mengerti dengan sebaik-baiknya.

Jika ada orang yang tidak setuju atau tidak terima pengajarannya dikritik, maka orang tersebut pasti tidak bisa mempertanggungjawabkan pengajarannya. Hal-hal seperti ini yang membuat orang memiliki kedegilan hati. Kebenaran tidak perlu dibela. Kebenaran akan tetap menjadi kebenaran, meskipun diserang dari manapun juga. Kebenaran itu yang akan memerdekakan kita, bukan membuat kita terbelenggu.

Di dunia ini ada banyak tulisan atau kitab yang mengakui sebagai firman Tuhan. Ada banyak pengajaran yang muncul dan menyatakan bahwa itu adalah firman Tuhan. Tetapi tidak akan pernah terjadi kebenaran ganda. Jika ada hal yang berbeda dan dua-duanya menyatakan bahwa itu benar, maka dua hal itu perlu diuji. Bisa jadi salah satunya salah atau memang keduanya salah. Pola pikir ini yang penting, supaya kita terbuka untuk diuji. Kita tidak beriman dengan cara membabi buta. Jika demikian, maka kita tidak akan pernah benar-benar bertobat, tidak akan pernah benar-benar mengerti kebenaran firman Tuhan.

Views: 25

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top