Perbedaan Zaman (Jelajah PB 927)

Ibrani 8:1-2

Kita perlu menyadari bahwa memang ada perbedaan antara zaman Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru. Ada zaman awal, yaitu pada saat Tuhan menciptakan alam semesta sampai Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Ini adalah masa atau zaman khusus, zaman yang sempurna, ketika manusia belum jatuh ke dalam dosa. Memang tidak dijelaskan secara detail tentang jarak atau jumlah tahun di zaman tersebut. Tetapi itu menjadi zaman tersendiri.

Dari waktu manusia jatuh ke dalam dosa sampai hukum Taurat diturunkan, masuk dalam zaman tersendiri. Pada waktu itu Tuhan memerintahkan manusia untuk melakukan ibadah simbolik sederhana, dengan cara menaruh domba yang disembelih di atas mezbah, lalu dibakar. Pada waktu itu seorang ayah memiliki tugas sebagai imam serta tiang penopang dan dasar kebenaran. Zaman ini sangat berbeda dengan zaman ketika manusia belum jatuh ke dalam dosa. Pada zaman ini, manusia disuruh untuk memandang ke depan, karena Tuhan berjanji akan kirim Juruselamat demi menyelamatkan umat manusia yang berdosa. Iman dan kepercayaan mereka diwujudkan dengan cara melakukan ibadah simbolik sederhana tersebut.

Setelah hukum Taurat diturunkan di gunung Sinai melalui Musa, maka Israel diresmikan menjadi satu bangsa. Keimamatan seorang ayah diganti dengan keimamatan Harun. Dengan demikian, zaman baru dimulai, yang berbeda dengan dua zaman sebelumnya. Sejak saat itu, Tuhan memberikan hukum tertulis kepada manusia, khususnya kepada bangsa Israel yang berfungsi sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran. Tuhan tidak sedang memilih bangsa Israel untuk masuk surga, tetapi mereka dipilih untuk memelihara hukum Taurat serta mengajarkannya kepada seluruh bangsa di muka bumi ini. Melalui bangsa Israel, Tuhan dan hukum-Nya diperkenalkan kepada seluruh bangsa.

Bangsa Yahudi atau bangsa Israel adalah suatu bangsa yang pertama kali memiliki hukum tertulis, yang sifatnya lengkap. Bangsa lain belum memiliki hukum yang serupa. Ibadah simbolik disempurnakan, sesuai dengan perintah Tuhan kepada Musa. Bangsa Israel juga memiliki tugas mengajak bangsa lain menantikan Juruselamat yang dijanjikan oleh Tuhan. Tugas ini diberikan kepada mereka sampai Sang Juruselamat tiba di bumi. Ketika Yohanes Pembaptis menunjuk kepada Tuhan Yesus, maka genaplah janji yang diucapkan oleh Tuhan di dalam hukum Taurat, di dalam kitab para nabi dan kitab Mazmur (Ketubim). Tuhan ingin memperbaharui hati manusia.

Seharusnya kedatangan Yesus Kristus, sang Mesias itu menjadi saat-saat yang indah, karena telah dinanti-nantikan oleh orang-orang di zaman Perjanjian Lama. Jika mereka memperhatikan janji Tuhan dengan baik, maka mereka akan bersukacita. Penantian itu sangat panjang, berganti generasi sampai berabad-abad. Alkitab mencatat bahwa Yohanes Pembaptis adalah pembuka jalan bagi datangnya Sang Juruselamat.

Ketika Tuhan Yesus hadir, maka semua ibadah dan upacara simbolik Perjanjian Lama digenapi, bukan dibatalkan. Persembahan korban domba di atas mezbah, telah digenapi dengan cara penyaliban Yesus Kristus di kayu salib. Karena itulah hari ini kita tidak mendirikan mezbah di depan gereja untuk tempat mempersembahkan korban. Semua paket ibadah simbolik Perjanjian Lama selesai, seperti: hari Sabat, makanan haram, penyakit kusta, korban, sunat, dll.

Views: 19

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top