Ibrani 1:3-4
Yesus mengadakan pencucian dosa dengan darah-Nya. Dosa hanya bisa diselesaikan dengan penghukuman, yaitu hukuman mati. Dosa tidak bisa selesai hanya dengan melakukan perbuatan baik, atau dengan berpuasa, atau dengan beribadah secara simbolik. Dosa selesai ketika sudah dijatuhi hukuman mati. Yesus menyelesaikan dosa manusia dengan cara menyerahkan diri-Nya dihukumkan hingga mati di atas kayu salib dan mencucurkan darah. Karena itu Alkitab sering mengatakan bahwa “oleh darah-Nya, kita diselamatkan.” Tidak ada cara lain untuk menyelesaikan dosa.
Oleh kematian Yesus Kristus, oleh darah Kristus yang tercurah di atas kayu salib, maka dosa seisi dunia selesai. Dosa yang didatangkan oleh Hawa, kemudian diikuti oleh Adam, semuanya diselesaikan. Karena itu, setiap orang yang mengaku dirinya berdosa dan percaya kepada Yesus Kristus, maka selesailah dosanya. Dosanya dihitung sudah dijatuhi hukuman. Hal itu berlaku bagi orang yang sudah bisa bertobat dan percaya. Bagi yang belum bisa bertobat dan percaya, seperti bayi atau orang-orang yang terlahir cacat mental, mereka tidak berdosa menurut kesadaran diri. Orang-orang dengan kriteria seperti itu akan langsung menerima penyucian dosa mereka, tanpa harus bertobat dan percaya kepada Yesus, karena mereka memang belum dan tidak bisa melakukan itu. Bayi yang meninggal, siapapun orang tua mereka, pasti akan masuk surga. Orang-orang yang cacat mental sejak lahir, tidak memiliki kehendak bebas, mereka juga pasti masuk surga jika meninggal.
Kita yang lahir dengan sehat, tumbuh besar melampaui usia bayi, akan memiliki kehendak bebas untuk melakukan segala sesuatu. Bahkan kita juga memiliki kebebasan untuk melakukan kejahatan atau dosa. Orang-orang seperti kita inilah yang harus bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Kita telah melakukan dosa atas kesadaran diri kita sendiri, maka kita juga harus menyatakan pertobatan dan iman kita atas kesadaran diri sendiri juga.
Setelah Yesus menyelesaikan tugasnya dengan ketaatan, rela untuk disalibkan dan menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib, maka Ia kembali kepada Bapa di surga. Ia duduk di sebelah kanan Bapa. Ia jauh lebih tinggi daripada malaikat, karena memang Ia bukan malaikat tetapi Ia adalah Tuhan sendiri. Paulus berusaha untuk menjelaskan kepada orang-orang Kristen Yahudi bahwa Yesus Kristus adalah yang maha tinggi dan maha besar. Untuk menjelaskan itu semua, Paulus mengutip ayat-ayat Alkitab dari Perjanjian Lama.
Ke-Tuhan-an Yesus Kristus inilah yang sering dipertanyakan dan diragukan oleh banyak orang, termasuk oleh orang Kristen sendiri. Yesus Kristus tentu sangat diragukan oleh orang-orang Yahudi. Karena itu Paulus tidak ingin orang-orang Yahudi yang sudah menjadi Kristen memiliki pengertian yang bercampur aduk dengan Yudaisme. Paulus berusaha menjelaskan ini dengan argumentasi yang baik, supaya semua orang bisa mengerti dan semakin mengenal Yesus yang sebenarnya. Hal ini juga penting bagi kita di masa kini, supaya bisa menjelaskan tentang Yesus. Dengan demikian kita bisa memberitakan Injil Yesus Kristus dengan leluasa dan dengan pengertian yang benar.
Views: 27