Iman Abraham Sangat Kuat (Jelajah PB 940)

Ibrani 11:11-19

Sara memperoleh kekuatan dari Tuhan untuk menurunkan anak cucu, meskipun usianya sudah tua. Sara percaya kepada Tuhan yang setia. Sara sudah berhenti haid. Tetapi karena iman dan percaya kepada janji Tuhan, maka ia akhirnya melahirkan Ishak, anak perjanjian. Orang yang seharusnya tidak bisa memilik keturunan, dipakai oleh Tuhan menjadi bapa bagi bangsa yang besar. Keturunannya sangat banyak, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut. Jumlahnya tidak terhitung banyaknya.

Mereka sudah mati dan sepertinya tidak menerima janji yang disampaikan oleh Tuhan. Paulus ingin menjelaskan bahwa janji yang Tuhan berikan kepada mereka bukanlah yang di dunia ini. Selama mereka berada di dunia, mereka belum menerima penggenapan janji tersebut. Jika janji Tuhan adalah yang di dunia ini, maka sebenarnya mereka sudah menerimanya. Kita sudah bisa membaca kisahnya dan janji itu secara duniawi benar-benar telah tergenapi. Abraham secara duniawi sangat kaya, memiliki ternak yang sangat banyak. Tetapi sebenarnya mereka belum menerima janji yang sesungguhnya. Janji Tuhan tersebut bukanlah berbentuk materi yang telah mereka terima. Tuhan memiliki janji yang melampaui semua yang didapatkan di dunia, yaitu di dalam kekekalan.

Karena iman, maka mereka merasa sebagai pendatang di bumi ini. Tempat mereka yang permanen secara iman, tidak di bumi ini, melainkan di surga. Jika Abraham menganggap bahwa yang ada di bumi ini adalah janji Tuhan, maka ia akan rindu untuk kembali ke Ur-Kasdim. Tetapi bukan itu yang diinginkannya. Dengan iman, Abraham mengarahkan pandangannya ke depan, ke masa depan bersama dengan Bapa di surga di dalam kekekalan. Mereka merindukan tanah air yang lebih baik, yaitu satu tanah air surgawi. Karena itulah Tuhan tidak malu disebut sebagai Tuhan mereka, karena Tuhan telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.

Sungguh indah pernyataan Tuhan tersebut. Kita seharusnya juga demikian, sampai Tuhan sendiri tidak malu disebut sebagai Tuhan kita. Kita seharusnya merindukan supaya Tuhan bangga kepada kita. Itu semua karena iman yang telah dimiliki oleh Abraham, iman yang sangat kuat. Tuhan mempersiapkan kota, yaitu Yerusalem Baru yang akan turun dari surga. Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga pewaris dari kota tersebut dan akan menempatinya? Ataukah kita terlalu senang untuk tinggal di dunia ini?

Abraham sangat kaya ketika berada di dunia ini. Tetapi dia melihat bahwa semua kekayaannya itu tidak sebanding dengan apa yang akan diterimanya di kekekalan. Karena iman maka Abraham diuji dengan cara mempersembahkan Ishak. Ini bukan ujian yang mudah bagi Abraham, apalagi bagi kita. Dia mendapatkan janji menjadi bapa atas satu bangsa yang besar, tetapi anak perjanjian satu-satunya diminta untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Pada waktu itu iman Abraham benar-benar kuat. Ia berpikir bahwa Tuhan berkuasa untuk membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati.

Abraham terlalu percaya dan setia kepada Tuhan. Sepertinya iman Abraham tidak ada duanya. Ia bahkan sanggup untuk berpikir jauh ke depan, berpikir bahwa Tuhan tidak akan mencelakakannya. Ia berpikir bahwa Tuhan pasti menolongnya. Seandainya Ishak akhirnya dikorbankan dan mati, ia percaya bahwa Tuhan pun akan sanggup untuk membangkitkannya. Tidak ada kekuatiran dan keraguan sedikitpun bagi Abraham.

Views: 24

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top