Imam Besar Yesus Kristus (Jelajah PB 926)

Ibrani 7:11-28

Pada saat keimamatan Harun dan Lewi, umat Israel telah menerima Taurat. Di dalam Mazmur 110:4 dikatakan, “Tuhan telah bersumpah, dan Ia tidak akan menyesal: Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek.” Tuhan telah mengangkat satu imam yang bukan berasal dari keturunan Harun. Imam yang diangkat itu bukan menurut hukum Taurat, tetapi menurut aturan Melkisedek. Hukum Taurat sendiri telah berakhir sejak Yesus Kristus datang ke dunia sebagai manusia, untuk menggenapi hukum Taurat tersebut. Yesus Kristus jelas berasal dari keturunan suku Yehuda, bukan suku yang diangkat sebagai imam.

Keimamatan Yesus sempurna karena Ia hidup untuk selama-lamanya. Hukum keimamatan menurut Harun sudah dibatalkan. Hukum Taurat sendiri tidak membawa kesempurnaan. Hukum Taurat berfungsi untuk menghantar manusia untuk memahami Tuhan yang maha kudus dan manusia yang penuh dosa. Dengan hukum Taurat, kita akan tahu lebih jelas akan pelanggaran dan dosa kita. Saat ini, sudah ada pengharapan yang lebih baik, yang mendekatkan kita kepada Tuhan, dalam Yesus Kristus.

Yesus adalah jaminan dari suatu perjanjian yang lebih kuat, karena dikuatkan dengan sumpah, bahwa Ia adalah Imam Besar menurut Melkisedek. Karena itu, semua orang yang ingin datang kepada Tuhan, harus datang terlebih dulu kepada-Nya. Tidak ada satupun manusia di dunia ini bisa menghadap kepada Bapa di surga, tanpa melalui Yesus Kristus. Pada zaman Perjanjian Lama, banyak sekali orang yang menjadi imam, karena dibatasi dengan usia. Ketika seorang imam mati, maka ia akan digantikan dengan orang lain yang masih hidup, yang sesuai dengan peraturan imam Harun. Berbeda dengan Yesus Kristus yang hidup selama-lamanya, keimamatan Yesus Kristus tidak bisa dialihkan kepada orang lain. Dengan demikian, maka Ia sanggup untuk menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Tuhan.

Kita memerlukan Imam Besar yang demikian: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi daripada tingkat-tingkat surga. Ia datang sebagai manusia, lalu menempati posisi Melkisedek sebagai imam, Ia menjadi Imam yang sempurna. Imam yang lain harus mempersembahkan korban terlebih dulu untuk dosanya sendiri, sesudah itu baru mempersembahkan korban untuk dosa umatnya. Tuhan Yesus tidak berdosa, sehingga Dia tidak perlu mempersembahkan korban untuk diri-Nya sendiri. Yesus Kristus telah mempersembahkan diri-Nya sebagai korban bagi orang yang datang dan percaya kepada-Nya. Ia mengorbankan diri-Nya satu kali untuk selama-lamanya.

Dari penjelasan ini kita bisa tahu bagaimana Yesus ditetapkan sebagai Imam Besar. Dia ditetapkan bukan karena keturunan Harun, tetapi ditetapkan karena sumpah oleh Tuhan sendiri, menurut peraturan Melkisedek. Yesus Kristus menjabat Imam Besar untuk selama-lamanya. Sedangkan kita sebagai orang percaya, menjabat imam atas diri kita sendiri. Tidak ada perantara antara kita dengan Tuhan, kecuali melalui Yesus Kristus.

Views: 25

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top