Filipi 2:3-11
Mungkin di awal, ketika seseorang ingin bergabung di dalam jemaat, mereka memiliki tujuan masing-masing yang berbeda-beda. Karena itu, di dalam jemaat perlu diajarkan untuk hidup sehati. Anggota jemaat perlu diajar untuk mengerti tujuan berjemaat, yaitu bersaksi dan memberitakan Injil. Tidak ada tujuan lain selain hal tersebut. Yang menyebabkan perpecahan atau pertikaian di gereja adalah ketika ada orang-orang yang mencari kepentingan sendiri atau mencari puji-pujian yang sia-sia. Jika ada kecenderungan seperti ini, perlu segera dibereskan.
Ada banyak orang Kristen yang belum sadar akan hal itu. Mereka datang berjemaat justru untuk mencari berkat. Jika itu tujuannya, maka mereka sebenarnya sedang mencari kepentingan diri sendiri. Berkat materi ditonjolkan oleh gereja tertentu, sehingga orang-orang datang ke gereja dengan motivasi yang salah, yaitu mendapatkan berkat materi. Jika gereja memancing orang datang dengan perkara-perkara materi, maka gereja tersebut memiliki tujuan yang salah, yaitu materi.
Di dalam jemaat, seharusnya setiap anggota dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada diri sendiri. Persekutuan akan menjadi indah dan menyenangkan ketika saling menghormati dan mengasihi. Yang satu menganggap yang lain lebih penting. Dalam jemaat, kita tidak diperbolehkan untuk memperhatikan kepentingan diri sendiri, karena kita sebenarnya disatukan dengan kepentingan Yesus Kristus.
Ketika kita hidup bersama dalam jemaat, seharusnya kita menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga di dalam Yesus Kristus. Paulus mengajarkan kita supaya menjadikan Yesus sebagai contoh dan teladan, terutama dalam hal menganggap yang lain lebih penting daripada kepentingan diri sendiri. Yesus Kristus telah memberikan contoh rendah hati yang sedemikian rupa. Dalam contoh yang disampaikan oleh Paulus, tersirat bahwa Yesus itu adalah Tuhan sendiri. Yesus Kristus setara dengan Bapa di Surga. Kesetaraan dengan Bapa di Surga itu menjadi milik yang tidak harus dipertahankan, demi manusia.
Karena dosa manusia, Yesus mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa sebagai hamba, menjadi sama dengan manusia. Yesus meninggalkan Surga, meninggalkan kemuliaan, untuk menyetarakan diri dengan manusia. Dalam keadaan sebagai manusia. Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib. Ini adalah contoh kerendahan hati yang diteladankan oleh Yesus, tidak main-main. Contoh ini tidak ada duanya. Yesus mengambil rupa manusia, tetapi bukan rupa manusia yang terhormat, melainkan rupa manusia yang memiliki posisi sebagai hamba. Bukan hanya itu, Ia direndahkan serendah-rendahnya dan dihitung sama seperti penjahat besar yang mati di atas kayu salib, untuk menanggung semua dosa kita.
Karena itulah, maka Bapa di Surga sangat meninggikan Yesus Kristus dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi. Nama Yesus itu indah bagi orang percaya, karena Yesus artinya Penyelamat dan orang percaya telah diselamatkan oleh-Nya. Suatu saat, semua lutut akan tertelut dan semua lidah akan mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan, yaitu pada saat Yesus datang sebagai Raja dalam kemuliaan-Nya.
Views: 4