Sehati Dalam Jemaat (Jelajah PB 774)

Filipi 2:1-3

Surat Filipi sangat menghiburkan hati, karena ditulis dari dalam penjara, tetapi isinya adalah penghiburan kasih. Surat ini penuh dengan himbauan, supaya penerima surat bisa bersukacita senantiasa. Ketika Paulus berada di dalam penjara, orang mengira bahwa berita Injil sudah terkurung. Padahal, justru Injil diberitakan dari dalam penjara. Surat Paulus beredar ke mana-mana dan bisa dibaca oleh banyak orang di berbagai waktu, karena dalam bentuk tulisan. Karena pemenjaraan Paulus, bahkan Injil telah menyebar juga sampai ke istana kaisar. Semakin hari semakin banyak orang yang mendengarkan Injil Yesus Kristus. Karena itulah Paulus sangat bersukacita. Dalam keadaan hidup maupun mati, Paulus tetap mengucap syukur. Dalam kondisi bebas atau terpenjara, tidak pernah menyurutkan niat Paulus untuk terus memberitakan Injil.

Di dalam Kristus ada nasihat. Paulus memang sedang memberi nasihat kepada jemaat di Filipi, melalui suratnya ini. Di dalam Kristus ada penghiburan kasih, karena pengharapan di dalam Yesus membuat kita terhibur dan berbahagia. Di dalam Kristus ada persekutuan Roh, kita hidup bersekutu dengan orang-orang yang percaya dengan Kristus dalam kesehatian. Di dalam Kristus juga ada kasih mesra dan belas kasihan. Banyak hal yang indah di dalam Kristus. Sesama orang percaya seharusnya saling menghormati, saling mengasihi dan saling berbagi tentang sukacita dan kesukaran dalam pelayanan. Dengan demikian, kita bisa saling menguatkan satu dengan yang lain.

Semua yang disebutkan di atas ternyata memang ada di jemaat Filipi. Mereka menikmati semuanya itu di dalam persekutuan kejemaatan. Supaya Paulus lebih bersukacita lagi, maka Paulus menghimbau kepada jemaat di Filipi untuk terus sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan. Dalam keanggotaan satu jemaat lokal, seharusnya memang memperhatikan kesehatian satu dengan yang lain. Gereja bukan negara, tidak perlu oposisi. Yang diperlukan adalah sehati sepikir. Jemaat lokal adalah satu tubuh, bukan satu negara. Jika dalam satu negara, memang harus ada oposisi, supaya penguasa atau pemerintah tidak sembarangan ketika berkuasa. Tetapi jemaat itu adalah tubuh, yang di dalamnya tidak boleh ada oposisi. Jika ada oposisi dan tidak ada kesehatian, maka tubuh itu tidak akan bisa bergerak dengan baik dan tidak bisa bertumbuh.

Yang ditekankan oleh Paulus adalah sehati sepikir. Jika jemaat tidak bisa sehati sepikir dengan gembala, maka gereja itu akan kacau. Jika gembala jemaatnya yang kacau, maka jemaat akan makin kacau balau. Jika di dalam jemaat sering terjadi pertikaian, maka jemaat tersebut tidak berfungsi dengan benar. Jemaat itu tidak akan bisa menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran, tidak bisa menjadi kesaksian yang baik bagi orang lain. Jemaat seperti itu justru memalukan Tuhan dan bisa menjadi batu sandungan bagi orang-orang yang tertarik dengan Injil Yesus Kristus.

Tujuan jemaat berdiri adalah untuk bersaksi dan memberitakan Injil. Jika di dalam jemaat ada tujuan lain, yaitu untuk kepentingan dan kesenangan diri sendiri, akan mulai muncul persoalan. Orang-orang percaya, ketika mereka berkumpul di dalam jemaat, seharusnya memiliki tujuan yang sama, yaitu menjadi saksi dan pemberita Injil. Tujuan jemaat adalah kemuliaan Kristus, supaya semakin banyak jiwa yang diselamatkan, supaya anggota jemaat memiliki iman yang makin kuat. Di dalam jemaat seharusnya juga terjadi pembentukan karakter, semakin hari semakin hidup kudus serta memiliki moralitas yang makin tinggi.

Views: 3

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top