Filipi 2:12-15
Paulus memberikan pujian kepada jemaat di Filipi bahwa mereka senantiasa taat. Jemaat Filipi adalah jemaat yang banyak mendapatkan pujian. Mereka adalah jemaat yang penuh kasih, yang memperhatikan para pelayan Tuhan. Bahkan jemaat Filipi mengutus Eprafroditus untuk secara khusus melayani keperluan Paulus ketika berada di dalam penjara. Paulus sangat terhibur dengan semua yang telah dikerjakan oleh jemaat Filipi. Paulus mendorong jemaat di Filipi untuk tetap mengerjakan keselamatan yang ada pada mereka dengan takut dan gentar.
Ayat ini tidak mengajarkan kita supaya bekerja untuk mendapatkan keselamatan, tetapi ini adalah mengerjakan keselamatan yang sudah kita dapat dari Tuhan. Keselamatan tersebut sudah didapatkan terlebih dahulu, baru dikerjakan. Di dalam keselamatan itulah jemaat Filipi mengerjakan segala sesuatu dengan ketaatan kepada Tuhan. Keselamatan yang sudah didapatkan itu bisa dikerjakan dengan kesetiaan. Di atas keselamatan yang sudah kita dapatkan, kita perlu mengerjakan dan membangun karakter yang kudus, supaya hidup kita bisa menjadi kesaksian bagi orang-orang di sekitar kita.
Tuhan memiliki kedaulatan atas manusia, tetapi Tuhan juga memberikan kehendak bebas kepada manusia. Manusia bisa sehati dengan Tuhan, tetapi juga bisa menentang Tuhan. Ada yang harus dikerjakan oleh manusia dan ada yang harus dikerjakan oleh Tuhan. Ini bisa diibaratkan seperti dua sisi mata uang. Tuhan sudah mengerjakan segala sesuatu yang perlu dikerjakan-Nya, yaitu memberikan kesempatan kepada manusia untuk hidup kekal dan diselamatkan. Manusia mendapatkan kesempatan untuk merespon keselamatan itu. Setelah itu, keselamatan yang didapatkan harus dikerjakan dan dihidupi dalam kehidupan manusia, supaya karakter manusia menjadi semakin kudus. Karakter ini yang dipakai untuk kesaksian bagi orang lain, supaya orang lain pun tertarik untuk percaya kepada Tuhan dan akhirnya diselamatkan.
Di dalam 2 Timotius 2:11-13 dikatakan bahwa jika kita mati dengan Dia maka kita pun akan hidup dengan Dia. Ini adalah gambaran dari iman kita. Jika kita percaya bahwa kita mati dengan Dia, maka kita akan hidup dengan Dia. Jika kita bertekun, maka kita akan ikut memerintah bersama dengan Dia. Ini menyangkut pekerjaan dan upah yang kita dapatkan ketika kita bertekun di dalam Tuhan. Jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita. Artinya, orang yang sudah percaya pun bisa menyangkal Tuhan. Tuhan pun bisa menyangkal kita. Jika kita tidak setia, Dia tetap setia. Kesetiaan Tuhan ini bukan berarti bahwa jika kita menyangkal Dia maka Dia tetap setia dan tidak menyangkal kita. Bukan demikian. Setia itu sifat-Nya, sedangkan menyangkal itu sikap-Nya. Sifat atau hakikat Tuhan tidak pernah berubah, tetapi sikap-Nya bisa berubah. Meskipun Lucifer tidak setia, tetapi Tuhan tetap setia, karena Tuhan tidak dapat menyangkal Diri-Nya.
Di dalam persekutuan jemaat, semuanya seharusnya dilakukan dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantah. Setiap anggota jemaat sepatutnya melayani dengan bersukacita. Jika sudah capek atau sudah bosan untuk melayani, kita bisa jujur dan mengatakan hal itu supaya bisa digantikan oleh orang lain. Jangan sampai kita bersungut-sungut atau mengekspresikan sikap hati yang negatif, yang mempunyai potensi memberikan dampak buruk kepada yang lain. Jangan sampai jemaat memiliki aib atau noda, supaya tidak mudah dicela oleh orang lain. Jemaat harus menjadi terang di tengah-tengah angkata yang bengkok hati dan sesat.
Views: 4