Kerugian Karena Tidak Menerima Nasihat (Jelajah PB 517)

Kisah Para Rasul 27:14-26

Setelah mereka berangkat berlayar, tidak beberapa lama kemudian turunlah dari arah pulau itu angin badai, yang biasa disebut dengan angin Timur Laut. Kapal itu bergeser menjauh dari pulau tersebut, tidak tahan menghadapi angin haluan (angin dari depan). Karena itu mereka menyerah dan membiarkan kapal tersebut diombang-ambingkan oleh angin. Mereka hanyut sampai ke pantai sebuah pulau kecil bernama Kauda. Kauda berada di sebelah selatan pulau Kreta. Dengan susah payah, akhirnya mereka bisa menguasai sekoci kapal. Setelah sekoci itu dinaikkan ke atas kapal, mereka memasang alat-alat penolong dengan melilitkan kapal itu dengan tali. Karena takut terdampar di beting Sirtis, maka mereka menurunkan layar dan membiarkan kapal tersebut terapung-apung saja.

Ternyata ada sekitar dua ratus orang lebih yang berada di dalam kapal tersebut. Karena angin sangat hebat mengombang-ambingkan kapal tersebut, maka keesokan harinya mereka mulai membuang muatan kapal ke laut. Padahal Paulus telah mengingatkan sebelumnya kepada mereka, tetapi mereka tidak mau percaya dengan perkataan Paulus. Sekarang kerugian mulai terjadi menimpa mereka. Mereka membuang muatan itu, supaya kapal menjadi lebih ringan dan tidak mudah tenggelam. Pada hari yang ketiga, mereka juga membuang alat-alat kapal dengan tangan mereka sendiri. Mereka mengalami kerugian yang sangat besar.

Ternyata, cuaca tetap tidak berubah. Beberapa hari lamanya mereka tidak bisa melihat cahaya matahari maupun bintang. Bahkan angin badai yang dahsyat juga terus menerus mengancam mereka. Pada akhirnya mereka putus asa dan merasa tidak bisa menyelamatkan diri. Apalagi beberapa hari mereka tidak makan sama sekali. Karena itu, berdirilah Paulus di tengah-tengah mereka dan mengingatkan kembali tentang nasihatnya sebelum mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan, pada saat mereka dulu ada di Pelabuhan Indah, di dekat kota Lasea.

Seringkali banyak manusia di bumi ini merasa diri paling hebat dari orang lain dan dari Tuhan. Memang rasul Paulus bukan seorang nahkoda atau seseorang yang biasa bekerja di laut. Dia adalah seorang rasul. Meskipun dalam masa kesukaran, Paulus tetap menasihati mereka untuk tetap tabah. Paulus mengatakan bahwa semua yang ada di sana tidak akan binasa, kecuali kapal yang mereka tumpangi itu. Malaikat Tuhan telah memberitahukan itu secara langsung kepada Paulus. Paulus harus tetap menghadap kepada kaisar dan semua orang yang bersama-sama dengan dia pada waktu itu pun tidak akan mati. Oleh karena Paulus, maka Tuhan akan menyelamatkan semua orang yang bersama-sama dengan Paulus.

Keselamatan di suatu daerah akan terjaga ketika ada orang-orang benar yang berada di sana. Jika tidak ada garam, maka tidak akan ada daging yang bisa diawetkan. Karena itulah, kita sebagai orang-orang percaya dan orang benar, tetapi menjaga hati kita sehingga tempat di mana kita tinggal, selalu mendapatkan berkat dan kemujuran, serta penyertaan dari Tuhan.

Sebagai solusi, Paulus memberi tahu supaya kapal tersebut didamparkan di satu pulau, supaya mereka semua bisa selamat. Itu adalah resiko yang harus mereka tanggung, karena mereka tidak mau mendengarkan nasihat dari rasul Paulus. Mereka mendapatkan kerugian yang sangat besar, secara materi.

Views: 16

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top