Cinta Kasih Kristus Yang Menggerakkan Persaudaraan (2)

1 Petrus 1:22

Ini adalah tahun kedua kita berada di tengah-tengah pandemi Covid-19. Kita patut bersyukur karena dulu mungkin kita pernah merasakan putus asa, sepertinya pandemi ini tidak bisa berlalu dengan cepat. Tetapi saat ini pemerintah dan semua unsur yang ada di dalam negara ini telah bekerja keras, sehingga keadaan semakin membaik. Perlu waktu dan usaha yang lebih keras lagi untuk memulihkan segala sesuatunya. Dalam hal inilah tema ini muncul, supaya cinta kasih Kristus yang ada pada kita bisa menggerakkan semangat persaudaraan. Firman Tuhan ini mengingatkan kepada kita untuk saling mengasihi dengan segenap hati dalam kasih persaudaran yang tulus dan ikhlas, melalu tindakan charity (kemurahan hati dan berbelas kasihan). Kita dituntut untuk bisa mendapatkan cara-cara yang kreatif supaya bisa terus saling mengasihi, mewartakan keadilan dan membawa damai sejahtera yang sejati.

Siapakah saudara yang patut kita kasihi. Pertama-tama adalah keluarga kita dan saudara-saudara seiman (satu gereja). Mereka adalah orang-orang yang selalu bersama-sama dengan kita. Di saat sedang memerlukan pertolongan, paling tidak merekalah yang paling dekat dengan kita, yang akan menolong dan membantu kita. Mereka bukan hanya membantu dalam kehidupan jasmani, tetapi yang lebih penting adalah bertumbuh bersama dalam kehidupan rohani, yaitu saling menguatkan iman. Itu juga yang ditekankan oleh Paulus, bahwa kita patut hidup dalam penuh persaudaraan dengan saudara seiman. Kita saling menguatkan, saling menopang, saling menolong, saling mengasihi, saling membantu satu dengan yang lain. Tuhan memberikan tempat dan komunitas yang ideal untuk bertumbuh bersama dan bersaksi bagi Yesus Kristus. Di dalam jemaat, kita diminta untuk sehati dan sepikir. Dengan demikian, damai sejahtera dan sumber kasih dari Tuhan senantiasa menyertai kita semua.

Saudara yang lain adalah sesama kita, saudara sebangsa dan setanah air. Bagi mereka yang berada dalam kesulitan, mereka adalah saudara kita. Kita digerakkan oleh kasih Kristus untuk menjadi saudara dan saudari bagi mereka yang berada dalam kerentanan, kelemahan dan kesulitan. Bangsa Indonesia sangat memegang erat falsafah persaudaraan. Seperti kondisi jemaat yang digambarkan di dalam Surat 1 Petrus, kita sebagai sesama warga negara Indonesia seharusnya bisa menghidupi rasa persaudaraan melampaui ikatan darah, suku dan identitas lainnya. Kita bisa belajar dari Yesus yang selalu tergerak hatinya oleh belas kasihan ketika Ia melihat orang-orang yang menderita (Markus 8:2)

Di tengah dunia yang semakin tua dan rusak ini, dengan berbagai permasalahan yang ada, kita dipanggil untuk tetap menjaga agar umat manusia selalu rukun dan damai. Sebagai orang Kristen, terutama sebagai orang-orang Mennonite, kita dipanggil untuk menjadi pembawa damai, paling tidak bagi lingkungan di sekitar kita dan bagi bangsa Indonesia. Kita harus menghindari konflik yang bisa menghancurkan tatanan kehidupan bergereja atau bermasyarakat. Sebagai orang Kristen, seharusnya kitalah yang memulai melakukan ini semua. Kita memberikan kasih persaudaraan ini karena punya alasan yang sangat kuat. Orang tidak bisa memberi sesuatu kepada orang lain, jika dia tidak mempunyai. Kita juga tidak bisa memberikan kasih kita kepada orang lain, jika kita tidak memiliki kasih itu. Tuhan sudah memberikan semuanya itu, bukan hanya sekedar cukup, tetapi berlimpah-limpah. Maka tugas kita saat ini adalah membagikan kasih itu kepada orang lain, kepada semua orang yang berjumpa dengan kita. Mari kita melakukan semuanya itu dengan tulus hati, dengan semangat yang kuat. Tebarkan kasih persaudaraan di manapun kita berada.

Views: 30

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top