Berbagai Macam Strategi Iblis (Jelajah PB 1095)

Wahyu 12:13-18

Ketika naga itu sadar bahwa ia telah dilemparkan ke atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu. Bangsa Yahudi seperti sedang mendapatkan ancaman yang sangat serius. Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.

Padang gurun adalah tempat pendisiplinan. Bangsa Yahudi pernah mengalami hal itu. Tidak lama sesudah Yesus Kristus naik ke Surga, bangsa Yahudi benar-benar diporak-porandakan. Mereka bahkan pernah sampai ke Jerman dan menghadapi kebiadaban Hitler. Mereka juga menyebar sampai ke Amerika untuk mendapatkan keselamatan. Selama tiga setengah tahun pertama, awal dari masa tribulasi, bangsa Yahudi akan mengalami kedamaian.

Setelah itu, ular menyemburkan dari mulutnya ke arah perempuan itu, supaya ia dihanyutkan sungai itu. Ini adalah gambaran bahwa bangsa Yahudi selalu dihalangi untuk menjadi sebuah bangsa yang merdeka. Cukup lama, bangsa Yahudi hampir lenyap. Mereka memang ada di mana-mana, tetapi tidak memiliki kesatuan sebagai bangsa.

Tetapi bumi datang menolong perempuan itu. Ia membuka mulutnya dan menelan sungai yang disemburkan naga itu dari mulutnya. Ternyata Tuhan menolong bangsa Yahudi melalui fenomena alam juga. Lalu marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu memerangi keturunannya yang lain, yang menurut hukum-hukum Tuhan dan memiliki kesaksian Yesus. Akhirnya naga itu memburu orang Kristen.

Dari sini kita bisa melihat lebih jelas bahwa Iblis memakai segala cara untuk mencapai kepuasannya. Dia bisa menyerang siapa saja yang bisa diserang. Naga itu akan melakukan berbagai macam cara, baik cara halus maupun cara kasar. Jika tidak bisa menggunakan cara halus, maka ia akan menggunakan cara kasar, salah satunya adalah melakukan penganiayaan dan kesewenang-wenangan.

Jika membaca sejarah kekristenan, kita akan bisa memilah dengan jelas antara penganiaya dan yang dianiaya. Awalnya Iblis menggunakan cara kekerasan terhadap orang percaya. Setelah para rasul tidak ada lagi di dunia ini, orang Kristen semakin banyak mendapatkan penganiayaan, terutama dari kekaisaran Roma. Sampai Konstantin menjadi Kaisar di Roma pada tahun 303 Masehi, di masa pemerintahannya yang ke sepuluh tahun, di tahun 313 Masehi, Kaisar Konstantin mengumumkan Edict of Milan: harta benda yang dirampas dari orang Kristen harus dikembalikan.

Sejak saat itu, Iblis mengubah strategi, dari penganiayaan masuk ke dalam gereja. Lama kelamaan terbentuklah Gereja Roma Raya yang am. Karena pengajaran gereja dimanipulasi sedemikian rupa dan disatukan dengan negara, maka gereja memiliki kekuatan pemerintah. Gereja yang am atau universal ini menganiaya orang Kristen yang tidak sependapat dengan mereka. Salah satunya adalah Kaum Anabaptis (termasuk Mennonite) yang mengalami penganiayaan tersebut.

Views: 16

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top