Keluaran 3:7-15
*****
7-Dan TUHAN berfirman: “Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka.
8-Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.
9-Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka.
10-Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir.”
11-Tetapi Musa berkata kepada Allah: “Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?”
12-Lalu firman-Nya: “Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini.”
13-Lalu Musa berkata kepada Allah: “Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? — apakah yang harus kujawab kepada mereka?”
14-Firman Allah kepada Musa: “AKU ADALAH AKU.” Lagi firman-Nya: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.”
15-Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.
*****
Ketika bangsa Israel berada di Mesir, ketika mereka semakin ditekan, mereka semakin berkembang. Jumlah bangsa Israel semakin banyak. Raja Mesir memerintahkan semua bidan untuk membunuh semua anak laki-laki yang lahir dari keturunan orang Israel. Sampai suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang lahir dan diberi nama Musa. Untuk menyelamatkan Musa, orangtuanya menghanyutkan bayi itu di sungai Nil dan anak itu ditemukan oleh putri Firaun. Musa dibesarkan oleh putri Firaun.
Musa dididik dengan pendidikan orang Mesir. Tidak dijelaskan seperti apa mereka mendidik Musa. Tetapi sampai pada saat Musa dewasa, ia membunuh seorang Mesir karena orang itu telah menindas orang Israel. Musa sangat ketakutan karena Firaun mencari Musa untuk membunuhnya. Selanjutnya Musa melarikan diri ke Midian. Di Midian, Musa bertemu dengan Yitro, seorang imam di Midian. Yitro memberikan anaknya untuk menjadi istri Musa (Zipora). Sejak saat itu, Musa menjadi penggembala domba. Kehidupannya berubah drastis, dari seorang anak raja menjadi penggembala domba.
Sampai suatu hari ia melihat ada semak yang seperti terbakar. Ternyata itu adalah bentuk kehadiran Tuhan, yang ingin memberikan perintah kepada Musa. Tuhan telah memilih Musa, tetapi ia memiliki masalah dengan gambar dirinya. Musa bertanya, “Siapakah aku ini?” Ketika Tuhan terus meyakinkan Musa, tetapi Musa tetap merasa rendah diri. Dari sini kita melihat bahwa gambar diri yang sudah tertanam buruk di dalam hidup kita, sulit untuk diubahkan, bahkan jika Tuhan sendiri yang hadir dalam hidup kita.
Meskipun demikian, Tuhan tidak pernah menyerah dengan Musa. Selama Musa tidak menyerah dengan dirinya sendiri, Tuhan akan terus membantu Musa untuk memulihkan dirinya. Ayat yang kita baca tadi terus berlanjut sampai Keluaran 4. Di dalam pasal itu pun, Musa masih terus mencari jati diri dan kepastian dirinya sendiri. Dengan semua tanda yang diberikan kepada Musa, Musa tetap tidak percaya diri. Bahkan sampai Musa mengatakan bahwa dirinya berat mulut dan berat lidah (4:10), Tuhan tetap ingin memakai Musa.
Tuhan melakukan itu karena Tuhan melihat hati Musa, melebihi penglihatan Musa terhadap dirinya sendiri. Musa berproses dengan cukup lama, bahkan sampai ia meninggal. Saat ini kita bisa membaca kisahnya, bahwa Musa adalah orang yang bisa melakukan segala sesuatu dengan luar biasa. Musa menjadi kebanggaan orang Israel sampai saat ini, setelah Abraham. Musa yang membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan. Musa yang menulis kitab Taurat, dengan segala hukum-hukum yang sangat detail.
Di dalam Bilangan 12:3, berdasarkan ilham dari Tuhan, Musa menulis: “Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi.” Kita bisa melihat transformasi atau perubahan yang terjadi pada Musa, dari orang yang tidak memiliki gambar diri yang jelas sampai ia sendiri tahu tentang dirinya di mata Tuhan. Yang penting bukan apa kata orang lain tentang diri kita, atau kata kita terhadap diri kita. Yang penting adalah kata Tuhan tentang diri kita.
Apa yang dialami oleh tokoh-tokoh Alkitab, kita juga mengalaminya. Bahkan pengalaman mereka mungkin lebih berat daripada kita saat ini. Mereka tidak pernah menyerah akan hidup mereka. Tuhan juga tidak pernah menyerah untuk menolong mereka. Demikian juga dengan kita saat ini, jangan sampai kita menyerah dengan hidup kita. Tuhan sudah menolong kita dan memberikan hal yang paling baik. Tidak ada alasan bagi kita untuk menyerah. Tidak ada alasan bagi kita untuk merendahkan gambar diri kita, karena sejatinya kita ini segambar dan serupa dengan Kristus.
Views: 1