Boleh dan Tidak Boleh (Jelajah PL 406)

Imamat 11:1-2

Tuhan sangat peduli pada bangsa Israel, sampai jenis makanan pun diatur. Perintah ini nanti juga akan diulang di dalam kitab Ulangan 14. Di Imamat, Tuhan menekankan segala sesuatu yang tidak boleh dimakan. Semua ini juga akan berhubungan dengan tema tentang kekudusan Tuhan. Kekudusan Tuhan menyebabkan manusia tidak bisa mendekat kepada Tuhan dengan sembarangan. Untuk bisa mendekat kepada Tuhan, umat harus menyelesaikan dosa terlebih dulu. Semua itu telah digambarkan melalui berbagai peraturan korban.

Kekuduskan dinampakkan juga melalu pengudusan imam. Manusia harus memiliki perantara untuk sampai kepada Tuhan. Selain itu, kekudusan Tuhan juga menjelaskan bahwa umat harus melakukan segala sesuatu dengan cara Tuhan, bukan dengan cara sendiri. Di pasal ini Tuhan juga ingin mengajarkan kekudusan melalui makanan. Umat yang kudus tidak boleh sembarang makan, karena itu ada pembagian haram dan halal.

Pembedaan makanan haram dan halal ini mengajarkan konsep bahwa dalam hidup ini akan selalu ada pilihan. Ada pilihan yang baik dan ada yang buruk. Ada pilihan yang halal dan ada yang haram. Ada pilihan yang kudus dan ada yang tidak kudus. Di dalam Imamat 10:10 dikatakan, “Haruslah kamu dapat membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, antara yang najis dengan yang tidak najis.” Tuhan ingin supaya umat Israel dapat membedakan antara yang boleh dengan yang tidak boleh.

Aturan Tuhan ini seperti sedang mengajari anak kecil dengan alat peraga. Memang pada saat ini sudah tidak ada pembedaan lagi antara binatang halal dan haram. Di dalam Perjanjian Lama, makanan halal dan haram ini menjadi alat peraga simbolik. Di dalam Ibrani 10:1 dikatakan, “Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakikat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.”

Di dalam Galatia 3:22-25 dikatakan, “Tetapi Kitab Suci telah mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan dosa, supaya oleh karena iman dalam Yesus Kristus janji itu diberikan kepada mereka yang percaya. Sebelum iman itu datang kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan. Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman.”

Hukum Perjanjian Lama telah mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan dosa. Artinya, dari Perjanjian Lama, orang seharusnya sadar mengenai dosa. Jika hanya mengerti Perjanjian Lama tanpa mengerti tentang pengorbanan dan penyaliban Yesus Kristus, maka tidak akan ada keselamatan. Semua itu menuntun jalan pada Kristus. Ketika kita sadar sebagai orang berdosa, maka kita harus datang kepada Kriistus yang telah menyelesaikan semua hukuman dosa itu.

Views: 34

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top