Keluaran 34:7-13
Di ayat 7 dikatakan bahwa Tuhan bukan hanya menghukum orang yang bersalah, tetapi juga membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat. Padahal jika kita membaca di dalam Yehezkiel 18, bisa disimpulkan bahwa setiap orang harus menanggung dosa atau kesalahannya sendiri. Memang setiap orang akan menanggung kesalahannya sendiri. Bapa yang tidak bertobat tetapi memiliki anak yang bertobat dan percaya kepada Tuhan, anak itu dihitung sebagai orang benar. Tetapi jika ia memiliki anak yang tidak bertobat bahkan berbuat jahat, maka Tuhan akan menghukumnya.
Fokus dari ayat 7 menjelaskan dari dampak atau kecenderungan yang akan terjadi pada keturunan orang yang tidak mau bertobat dan percaya kepada Tuhan. Ketika seseorang memilih untuk tidak mau percaya kepada Tuhan, maka anak cucunya akan memiliki kecenderungan yang sama dengan orang tuanya. Anak atau cucunya memang masih memiliki pilihan untuk bertobat. Tetapi ia telah mewarisi banyak hal dari ayahnya. Kemungkinan besar, anak itu tidak akan bertobat. Anak yang tinggal dan hidup di lingkungan keluarga yang sudah percaya kepada Tuhan, ia memiliki kemungkinan yang besar untuk percaya kepada Tuhan.
Kita melihat hal itu di sekitar kita. Keluarga dan lingkungan dekat kita akan sangat memengaruhi keputusan kita. Tindakan dan keputusan seseorang akan memengaruhi anak cucunya, bahkan sampai keturunan ketiga dan keempat.
Musa ingin supaya Tuhan tetap bersama bangsa Israel. Sebelum peristiwa lembu emas di kaki gunung Sinai, Tuhan bersama dengan bangsa Israel melalui gambaran tiang awan dan tiang api. Tetapi setelah bangsa Israel menentang Tuhan dan berpaling pada berhala lembu emas, Tuhan sempat berkata bahwa Ia tidak akan lagi menyertai bangsa Israel. Tuhan hanya akan mengutus seorang malaikat. Tetapi Musa berdoa dan memohon kepada Tuhan, supaya Tuhan sendiri yang menyertai bangsa Israel.
Ternyata Tuhan mendengarkan serta mengabulkan permohonan Musa. Musa tidak mau pergi menuju tanah perjanjian, jika Tuhan tidak menyertai. Permohonan Musa tidak berdasarkan kebesaran nama Musa atau nama bangsa Israel. Musa menyadari bahwa bangsa Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk, yang sebenarnya tidak berkenan kepada Tuhan. Kita pun tidak bisa berdoa atau memohon kepada Tuhan atas nama kita sendiri. Kita sebenarnya tidak layak untuk memohon kepada Tuhan. Kita tidak memiliki apa-apa untuk dibanggakan di hadapan Tuhan.
Tuhan mengabulkan permohonan Musa dengan perjanjian yang ditegaskan kembali. Tuhan tidak ingin bangsa Israel mengadakan perjanjian dengan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan. Tuhan sudah memberi kesempatan kepada bangsa-bangsa lain untuk bertobat kepada-Nya, tetapi bangsa-bangsa itu telah menolak Tuhan dan memilih untuk hidup dalam kebejatan dan kejahatan mereka. Akhirnya penghakiman datang kepada bangsa-bangsa itu melalui bangsa Israel.
Views: 34