Keluaran 10:2-3
Tuhan mengeraskan hati Firaun karena dia telah terlebih dulu mengeraskan diri berkali-kali, meskipun telah diberi kesempatan beberapa kali. Ketika tulah berhenti, Firaun dan orang Mesir mengalami kelegaan. Sebenarnya hal itu adalah kesempatan bagi Firaun dan orang Mesir untuk merenung. Tetapi mereka telah menetapkan hati untuk tetap berkeras. Salah satu bentuk penghukuman Tuhan kepada manusia yang tidak mau bertobat adalah Tuhan membiarkan manusia itu ikut dalam kesesatannya sendiri. Tuhan tidak lagi bekerja untuk menariknya kepada kebenaran.
Salah satu tujuan Tuhan menurunkan berbagai macam tulah di Mesir adalah supaya nama Tuhan semakin dimuliakan dan supaya orang Israel memiliki pelajaran dan mengenal Tuhan dengan lebih baik. Tulah itu diulang beberapa kali, supaya orang Israel semakin mengerti kehebatan dan kebesaran Tuhan. Dari peristiwa tulah yang juga disaksikan oleh orang Israel itu, maka mereka bisa menceritakan semua peristiwa itu kepada anak cucu mereka. Tanda-tanda mujizat itu telah dilakukan oleh Tuhan, supaya orang Israel semakin percaya dan beriman kepada Tuhan.
Sepertinya Tuhan pilih kasih. Tuhan lebih mengasihi orang Israel daripada bangsa Mesir. Bahkan di ayat 2 dikatakan bahwa Tuhan mempermain-mainkan orang Mesir. Dalam hal ini kita harus tahu bahwa Tuhan terkadang memiliki lebih dari satu tujuan dalam sebuah peristiwa yang dilakukan-Nya. Tujuan Tuhan menurunkan tulah berulang-ulang, supaya bangsa Israel mengetahui kebesaran Tuhan dan bisa menceritakan semuanya itu kepada keturunannya. Tetapi bagi bangsa Mesir, tulah-tulah itu dipakai sebagai kesempatan bagi mereka untuk bertobat. Jika Tuhan mau, dengan satu tulah saja seluruh orang Mesir bisa binasa. Tetapi Tuhan tidak melakukan itu, karena ingin memberi kesempatan bagi orang Mesir untuk bertobat.
Tuhan memberi kasih karunia itu kepada orang Mesir, tetapi mereka tidak menggunakan kesempatan itu dengan baik. Tuhan tidak langsung memberikan tulah yang berat, tetapi bertahap dari tulah yang ringan-ringan dulu. Tetapi karena orang Mesir tidak mau menggunakan kesempatan itu untuk bertobat, maka tulah yang turun semakin memiliki dampak yang parah. Tulah kedelapan ini juga akan memiliki dampak kerusakan yang lebih dahsyat dari tulah sebelumnya.
Musa dan Harun pergi menghadap Firaun. Kali ini mereka menegur Firaun dengan firman Tuhan yang cukup panjang lebar dan keras. Mereka menunjuk pada Firaun yang tegar tengkuk dan bebal. Mereka juga mengajak Firaun untuk bertobat dan tidak menentang Tuhan. Hal utama yang membuat Firaun tidak mau melepaskan orang Israel adalah kesombongan. Firaun tidak mau taat dan merendahkan diri di hadapan Tuhan. Kesombongan juga menjadi permasalahan berat manusia pada umumnya. Iblis jatuh karena ia sombong, ingin menjadi sama seperti Tuhan, bahkan ingin lebih dari itu.
Manusia adalah ciptaan Tuhan yang seharusnya tidak menentang Tuhan. Ketika manusia menentang Tuhan, maka ia berdosa di hadapan-Nya. Kesombongan menjadi hal utama bagi manusia yang menyebabkan tidak mendapatkan keselamatan kekal dari Tuhan. Jalan keselamatan telah disediakan oleh Tuhan Yesus Kristus. Menghancurkan kesombongan artinya mau bertobat dan merendahkan diri di hadapan Tuhan, mengakui bahwa Yesus telah mati bagi kita untuk menggantikan dosa kita. Saatnya kita berada di dalam Kristus dan hidup sesuai dengan karakter Kristus.
Views: 34