Kejadian 25:1-8
Setelah Sara mati, Abraham menikah kembali. Hal ini sebenarnya menggambarkan kepada kita bahwa Abraham menganut monogami, yaitu hanya mau memiliki satu istri saja. Hagar adalah pengecualian, karena atas desakan Sara. Karena Sara ingin segera mendapatkan anak, maka Sara memaksa Abraham untuk mau menikahi Hagar. Hal ini yang membuat terjadi kekacauan, yang akibatnya bisa dirasakan sampai cukup lama.
Sebenarnya para bapa beriman juga memiliki kecenderungan yang sama. Kita bisa melihat seperti Ishak yang hanya memiliki satu istri yaitu Ribka, sampai akhir hidupnya. Yakub juga demikian. Ia tidak pernah memiliki rencana untuk beristri banyak. Situasi hidup yang dihadapi oleh Yakub cukup rumit, sehingga ia terjebak dalam poligami. Yakub ditipu sehingga harus menikahi orang lain. Memang pada kenyataannya tidak ideal, tetapi kecenderungan Yakub adalah monogami.
Di dalam pernikahan monogami, ketika pasangannya mati, maka pasangan yang masih hidup bebas untuk menikah kembali. Di usia tua, Abraham menikah kembali dengan Ketura. Informasi mengenai Ketura sangat sedikit. Arti nama Ketura adalah ‘ditutupi oleh kemenyan’. Sepertinya Ketura ini bukan orang Kanaan, karena Abraham sendiri melarang Ishak menikah dengan orang Kanaan. Kemungkinan besar Ketura adalah orang yang ikut dengan Abraham.
Dari Ketura, Abraham mendapatkan enam anak, yaitu: Zimran, Yoksan, Medan, Midian, Isybak dan Suah. Yang masih beberapa kali disebutkan di dalam Alkitab adalah Midian. Bahkan bangsa Midian sempat menjadi musuh Israel, pada waktu itu Gideon yang memimpin perang. Bangsa Midian sebelum zaman Hakim-Hakim memiliki keturunan yang baik, seperti Yitro yang menjadi mertua Musa.
Meskipun Abraham memiliki banyak anak, tetapi jalur keturunan Mesias tetap pada Ishak. Karena itu semua warisan dan segala harta milik Abraham hanya diberikan kepada Ishak. Bukan berarti bahwa Abraham tidak sayang kepada anak-anaknya yang lain. Tetapi yang menjadi anak perjanjian adalah Ishak. Karena itu, Ishaklah yang menerima berkat warisan dari Abraham. Anak yang lain mendapatkan pemberian dari Abraham. Abraham memberikan harta yang cukup kepada anak yang lain. Mereka bisa memulai usaha mereka sendiri dengan pemberian dari Abraham tersebut.
Setelah menyampaikan pemberian itu, maka Abraham menyuruh anak-anak lain itu pergi meninggalkan Ishak, ke sebelah timur, ke Tanah Timur. Abraham sebagai sahabat Tuhan itu mati di usia seratus tujuh puluh lima tahun. Ia mati waktu telah putih rambutnya, sudah tua dan suntuk umur. Jika hidup ini sudah dijalani dengan baik dan sesuai dengan kehendak Tuhan, maka kematian itu bagaikan tidur di atas kedamaian.
Kematian orang percaya yang sudah hidup bagi Kristus, adalah peristiwa seseorang bertemu langsung dengan Sang Kristus. Sebenarnya itulah yang dirindukan oleh orang-orang yang percaya penuh kepada Tuhan. Kesan yang indah juga akan terpancar dari orang-orang yang mengetahui kehidupan (semasa ia hidup), orang yang sudah meninggal itu.
Views: 29