Kejadian 17:15-27
Sunat tidak bisa disamakan dengan baptisan. Sunat adalah tanda perjanjian Tuhan dengan Abraham dan keturunannya. Sedangkan baptisan adalah tanda pertobatan. Sunat dilakukan oleh orangtua kepada anaknya dan hanya berlaku bagi keturunan Yahudi. Sedangkan baptisan dilakukan ketika orang tersebut percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Baptisan tidak hanya bisa dilakukan untuk bangsa Yahudi, tetapi untuk semua bangsa yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Sunat hanya bisa dilakukan untuk kaum laki-laki, sedangkan baptisan bisa dilakukan untuk semua kaum.
Mengenai baptisan, dalam Kisah Para Rasul 8:37 dijelaskan bahwa hanya kepada orang yang sudah percaya kepada Yesus Kristus, maka baptisan itu bisa dilakukan. Dalam hal ini, baptisan bayi jelas tidak sesuai dengan kebenaran Alkitab. Orang dibaptis pada saat masih bayi, biasanya karena baptisan itu disamakan dengan sunat di dalam Perjanjian Lama. Sekali lagi ditegaskan bahwa sunat dan baptisan adalah hal yang berbeda, baik secara konsep maupun secara praktik.
Selanjutnya Tuhan berfirman kepada Abraham tentang penjelasan bahwa Sarai akan mempunyai anak laki-laki. Tuhan mengganti nama Sarai menjadi Sara. Tuhan akan memberkati Sara. Dari Sara, Tuhan akan memberikan seorang anak laki-laki. Sara mendapatkan berkat, akan menjadi ibu bagi bangsa-bangsa. Raja-raja akan lahir dari padanya. Sara akan melahirkan Ishak. Ishak akan memperanakkan Esau dan Yakub. Dari keturunan itu, paling tidak ada dua kerajaan yang muncul, yaitu Edom dan Israel.
Ketika Tuhan memberitahu tentang semuanya itu, Abraham tertawa dalam hatinya. Abraham merasa bahwa perkataan Tuhan itu mustahil untuk terjadi. Ia sedang membayangkan dirinya yang pada saat itu berusia seratus tahun, sedangkan Sara berusia sembilan puluh tahun. Ketika Abraham tertawa dalam hati, Tuhan tidak melakukan apa-apa. Sepertinya Abraham tidak sedang menertawakan Tuhan. Mungkin Abraham sedang membayangkan seorang tua yang seharusnya sudah menjadi kakek, ternyata ia akan memiliki bayi.
Selain itu, Abraham juga berpikir tentang Ismael, yang menjadi anak kandungnya. Abraham sampai berkata kepada Tuhan: “Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu.” Mengenai Ismael, Tuhan berfirman: “Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar.”
Abraham berumur sembilan puluh sembilan tahun ketika ia disunat. Sedangkan Ismael berumur tiga belas tahun ketika ia disunat. Bahkan semua orang laki-laki yang berada di rumah Abraham, baik yang lahir di rumahnya maupun yang dibeli dengan uang dari orang asing, disunat bersama-sama dengan dia.
Ketika Abraham mendapatkan perintah dari Tuhan untuk melakukan tanda sunat sebagai perjanjian, Abraham langsung melakukan dengan ketaatan. Mereka disunat ketika sudah dewasa. Artinya, mereka berkorban karena pasti akan mengalami kesakitan, belum didapatkan obat bius seperti saat ini.
Views: 29