Wahyu 2:1-4
Tuhan berbicara kepada Yohanes untuk menyampaikan kepada malaikat jemaat di Efesus. Malaikat bisa berarti malaikat yang sebenarnya, bisa juga diterjemahkan sebagai penyampai berita. Dalam hal ini, penyampai berita bisa juga ditujukan kepada gembala yang menyampaikan khotbah di jemaat tersebut. Di pasal sebelumnya sudah dijelaskan mengenai ketujuh bintang dan ketujuh kaki dian emas. Ketujuh bintang adalah malaikat atau penyampai berita. Tetapi karena surat ini tidak ditujukan kepada malaikat, maka bintang itu ditafsirkan sebagai gembala jemaat atau pengkhotbah yang memiliki fungsi sama, yaitu penyampai berita.
Kemungkinan menggunakan nama malaikat sebagai samaran. Jika menggunakan nama gembala, kemungkinan besar gembala tersebut akan ditangkap seperti rasul Yohanes. Kaki dian emas adalah jemaat. Tuhan memperkenalkan diri sebagai yang memegang ketujuh gembala jemaat dan Ia berjalan di antara ketujuh jemaat tersebut.
Tuhan memberikan pujian kepada jemaat di Efesus. Jemaat Efesus senantiasa bekerja keras dalam pelayanan. Mereka berjerih payah dan bertekun dalam iman dan pelayanan. Melalui jemaat di Efesus, berita Injil tersebar sampai ke Asia Kecil. Jemaat Efesus sangat mengasihi Tuhan, sangat bersemangat dalam pemberitaan Injil ke berbagai tempat. Jemaat ini mengutus pemberita Injil ke berbagai tempat, karena memang mereka siap dengan sumber daya manusia yang terdidik.
Jemaat Efesus juga tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat. Orang jahat tidak perlu dilawan, tetapi perlu ditertibkan, supaya tidak merusak kekristenan. Bahkan jemaat di Efesus telah mencobai atau menguji orang-orang yang mengaku diri sebagai rasul. Orang disebut rasul Yesus Kristus jika ia dipilih langsung oleh Yesus Kristus serta memiliki tanda mujizat serta kuasa. Ternyata memang tidak ada orang lain yang dipilih menjadi rasul Yesus Kristus, selain murid-murid Yesus Kristus yang inti serta Paulus.
Di awal kekristenan, ternyata sudah ada orang-orang yang mengaku diri sebagai rasul. Jemaat Efesus memiliki pengajaran yang kuat, sehingga mereka tidak serta merta bisa diperdaya atau ditipu oleh rasul-rasul palsu tersebut. Orang-orang yang mengaku diri sebagai rasul itu ternyata pendusta. Jemaat Efesus juga tetap sabar ketika harus menderita karena nama Yesus Kristus. Mereka tidak mengenal lelah dan selalu bersemangat di dalam Tuhan.
Meskipun jemaat Efesus sudah baik, tetapi dalam hal-hal tertentu, Tuhan memberi peringatan kepada mereka. Ternyata jemaat di Efesus telah meninggalkan kasih yang semula. Semua orang dan semua jemaat juga bisa mengalami hal ini. Jika kasih yang semula itu mulai kendor, sebaiknya kita segera menyadarinya. Kita perlu saudara seiman lain atau jemaat yang lain, yang bisa menolong kita memberi motivasi atau mengingatkan kita supaya kita tidak kendor, supaya kasih kita tetap seperti semula.
Pendidikan itu baik, tetapi juga harus diimbangi dengan kasih kepada Tuhan. Seringkali kita mendapati bahwa orang-orang yang memiliki pendidikan teologi semakin tinggi, justru mereka mulai tinggi hati dan lebih mementingkan pengetahuan daripada kasih kepada Tuhan dan sesama. Seharusnya, semakin tinggi pendidikan kita, kita juga perlu menyadari bahwa kita semakin banyak tidak tahu, semakin merendahkan diri di hadapan Tuhan.
Views: 19