Wahyu 14:2-5
Alkitab juga memberitahukan kepada kita bahwa sesudah kedatangan Yesus Kristus tahap pertama, saat turun sampai di awan-awan, maka tahap kedua Yesus akan turun dan menjejakkan kaki-Nya di bukit Zaitun (Sion). Ini adalah tahapan Yesus datang sebagai Raja. Semua mata akan memandang kepada-Nya. Tahap kedua ini akan terjadi di akhir masa kesusahan besar, setelah tujuh tahun kedatangan-Nya tahap pertama.
Pengikut Iblis mendapatkan tanda di tangan dan dahi mereka. Pengikut Yesus juga memiliki tanda di dahi mereka. Jika di pasal 13 dikatakan bahwa Iblis itu seperti anak domba, maka di pasal 14 ini yang hadir benar-benar Anak Domba, yang asli. Kita harus bisa membedakan antara Anak Domba dengan Iblis yang seperti anak domba. Yang membedakan adalah suara atau pengajaran yang disampaikan. Karena itu, kita perlu menguji semua pengajaran yang kita dapatkan, tentu membandingkanya dengan Alkitab yang dimengerti dengan akal sehat.
Kita tidak bisa menilai pengajaran dengan perasaan. Kebenaran akan pengajaran harus dinilai dan diuji dengan akal sehat, dengan landasan Alkitab. Alkitab yang ada pada kita, menjadi standar atau ukuran bagi pengajaran Kristen. Kita tidak bisa menjadikan pengalaman diri sendiri atau orang lain sebagai standar kebenaran. Pengalaman itu sifatnya subyektif dan tidak semua orang mengalami hal yang sama. Perasaan juga bersifat subyektif, sehingga tidak bisa dipakai untuk standar kebenaran, karena setiap orang memiliki perasaan yang berbeda.
Selanjutnya, Yohanes mendengar suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Suara yang didengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. Bunyi-bunyian itu pasti sangat indah dan megah. Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan eempat makhluk dan tua-tua itu. Tidak seorang pun dapat mempelajari nyanyian itu, selain daripada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
Orang yang berjumlah seratus empat puluh empat ribu itu digambarkan sebagai orang-orang yang tidak mencemarkan diri secara moral. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Tuhan dan bagi Anak Domba itu.
Mereka disebut sebagai korban-korban sulung. Alkitab mencatat bahwa korban atau martir pertama dalam kekristenan (setelah pencurahan Roh Kudus) adalah Stefanus. Sebelum kitab Wahyu ini ditulis, sekitar tahun 60 Masehi, Kaisar Romawi yang bernama Nero pernah membantai banyak orang Kristen. Dia sengaja membakar kota Roma, tetapi menuduh orang Kristen yang membakarnya. Sejak saat itu, orang Kristen dikejar untuk ditangkap, disiksa dan dibunuh.
Orang-orang yang dimaksudkan ini berbeda dengan sejumlah orang yang pernah dicatat dalam Wahyu 7. Di pasal 7 itu adalah orang Yahudi, sedangkan yang di pasal ini adalah korban-korban sulung. Di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.
Views: 39